Ketika Kesulitan Melanda
Tidak ada satupun manusia yang hidup didunia ini yang tidak mendapat ujian. Terkadang bisa jadi ujian itu dari urusan yang ringan sampai yang terberat. Ujian kesulitan hidup pun tidak jarang menimpa kita baik yang beriman ataupun yang tidak. Karena iman pulalah ujian berupa kesulitan menjadi pelajaran tersendiri bagi setiap masing masing kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita tentang doa jika menghadapi kesulitan,
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (رواه البخاري)
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa berdo’a ketika menghadapi kesulitan, dengan doa: “LAA ILAAHA ILLALLAHUL ‘ADZIIM AL HALIIM, LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUS SAMAWATI WAL ARDHI WA RABBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM (Tiada Ilah selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun. Tiada ilah selain Allah, Tuhan langit dan bumi serta Tuhan arasy yang mulia.” (HR. Bukhari)
Bahwa dalam menjalani kehidupan, tentulah tidak semua jalannya roda kehidupan adalah seperti yang kita harapkan. Terkadang kita mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan, sebagaimana terkadang kita juga mendapatkan kesedihan dan kesulitan.
Mari kita tengok manusia mulia kekasih Allah Ta’ala, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ujian kehidupan nya lebih dasyat dibandingkan kita, namun beliau tetap bersabar. Karena tiada resep yang paling jitu untuk menangkal ujian kecuali dengan bersabar.
Sabar adalah sifat yang agung. Sabar menghadapi kesusahan adalah menahan jiwa dari berkeluh-kesah, menahan lisan dari mengadu kepada manusia, dan menahan anggota badan dari perkara yang menyelisihi syari’at. Bagi seorang Mukmin sabar merupakan senjatanya untuk menghadapi kesusahan. Dan hal itu akan membuahkan kebaikan baginya.
Jika kita melihat keadaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarganya, maka kita akan takjub dengan kesabaran mereka menghadapi kesusahan hidup di dunia ini. Memang mereka layak dijadikan panutan. Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبِيتُ اللَّيَالِيْ الْمُتَتَابِعَةَ طَاوِيًا وَأَهْلُهُ لاَ يَجِدُونَ عَشَاءً وَكَانَ أَكْثَرُ خُبْزِهِمْ خُبْزَ الشَّعِيرِ
Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati beberapa malam berturut-turut dengan keadaan perutnya kosong, demikian juga keluarganya, mereka tidak mendapati makan malam. Dan sesungguhnya kebanyakan rotinya mereka adalah roti gandum. (HR. Tirmidzi, no. 2360; Ibnu Mâjah, no. 3347)
Bisa jadi Kesulitan terjadi saat ini dan yang sedang kita alami disebabkan karena kemalasan. Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam bersabda, “Dan siapa yang lambat amal perbuatannya, maka dia tidak akan dipercepat oleh (keunggulan) nasabnya (garis keturunan). (HR. Bukhari dan Muslim)
Di antara kemungkinan sebab kesulitan ialah kemalasan. Kemalasan bersumber dari lemahnya jiwa dan dorongan hawa nafsu. Seseorang merasa berat untuk melakukan sesuatu yang baik, sedang dirinya lebih menyukai kesenangan-kesenangan. Ketika waktunya belajar, dia pergunakan untuk bermain; ketika saatnya menabung, dia habiskan uang untuk jajan; ketika saatnya membangun karir, dia lebih suka keluyuran tak tentu arah; ketika saatnya khusyuk dalam ibadah, dia justru tenggelam dalam perbuatan sia-sia.
Kesempatan dan kekuatan yang semestinya dipakai untuk meraih kebaikan, justru dihambur hamburkan tak jelas tujuannya. Jika seseorang melalui proses seperti ini di kemudian hari hidupnya menderita, maka hal itu merupakan akibat yang dia buat sendiri. Tidak ada yang lebih patut disesali, selain masa muda yang disia-siakan, kesempatan yang dibuang-buang serta rezki yang dihambur hamburkan. Kepada Allah kita memohon perlindungan dari sifat malas dan berbagai keburukan yang bersumber darinya. Amin.
Tidak mengherankan jika dalam salah satu doanya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memohon, “Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan rasa malas.” (HR.Bukhari)
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia