Ketua MUI Soroti Kelicikan Israel di Tengah Upaya Gencatan Senjata

Jakarta (SI Online) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI), Prof Sudarnoto Abdul Hakim menilai situasi terbaru di Gaza masih penuh ketegangan, meskipun tengah disiapkan rencana gencatan senjata.
Ia menegaskan bahwa rencana tersebut belum menjamin berakhirnya krisis kemanusiaan selama Israel masih bercokol di wilayah Gaza dan blokade belum dibuka.
“Rencana gencatan senjata yang sekarang ini sedang disiapkan itu masih alot. Israel tetap akan berusaha dengan berbagai cara agar Gaza tetap di bawah kontrolnya,” ujar Prof. Sudarnoto dikutip dari MUIDigital, Rabu (16/7/2025).
Ia menilai bahwa permintaan Israel agar Hamas melucuti senjatanya sebagai syarat gencatan senjata sangat tidak masuk akal dan tidak memberikan jaminan keamanan bagi warga Gaza. Sementara, Israel sendiri tidak menunjukkan komitmen untuk menghentikan serangan.
“Siapa yang bisa menjamin keamanan Hamas jika senjata mereka dilucuti, sementara Israel tidak terikat untuk melakukan hal yang sama? Ini tipu muslihat yang terus dilakukan Israel,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Prof Noto itu juga menyebut bahwa Hamas sebenarnya telah menunjukkan sikap yang lebih moderat, termasuk menerima pembebasan tahanan.
Namun, ada dua tuntutan utama yang diajukan pihak Palestina dan harus dipenuhi yaitu penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan pembukaan blokade untuk jalur bantuan kemanusiaan.
“Krisis kemanusiaan tidak akan berakhir jika dua hal ini tidak dilakukan yaitu pasukan Israel harus mundur dari Gaza, dan blokade harus dibuka,” tegasnya.
Ia menambahkan, saat ini berbagai gerakan solidaritas publik dari masyarakat internasional yang dilakukan di Amerika, Eropa, hingga Indonesia perlu terus diperkuat sebagai bentuk tekanan kepada Israel dan negara-negara pendukungnya, khususnya Amerika Serikat.
“Gerakan publik ini penting karena Amerika adalah tulang punggung utama Israel. Pemerintah Amerika sekarang sendiri sedang dalam tekanan besar di dalam negerinya,” paparnya.
Prof Noto juga menggarisbawahi kekacauan internal yang terjadi di Israel, termasuk perpecahan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan beberapa tokoh militer.
Ia memperingatkan bahwa jika terjadi kudeta terhadap Netanyahu, maka kemungkinan besar Israel akan dikuasai oleh kelompok sayap kanan yang lebih ekstrem dan kejam.
“Kalau Netanyahu dikudeta dan digantikan oleh Ben Gvir atau kelompoknya, maka pemerintahan Israel akan dipimpin oleh para pembunuh sejati. Ini sangat membahayakan masa depan perdamaian,” ungkapnya.
Terakhir, ia menyerukan agar Indonesia mengambil peran lebih aktif dalam diplomasi internasional, khususnya mendorong Mesir membuka blokade agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza.
“Indonesia dan Mesir punya hubungan diplomatik yang panjang. Ini saatnya pemerintah Indonesia meyakinkan Mesir untuk membuka blokade agar bantuan kemanusiaan, termasuk dari Indonesia, bisa masuk ke Gaza,” pungkas Prof. Sudarnoto. [ ]