Ketua Umum BKsPPI: Kita Butuh Pemimpin yang Membangun Kemaslahatan Umat
Bogor (SI Online) – Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) menggelar kajian rutin bulanan di Masjid Jami Ar Raudloh, Cibuntu, Ciampea, Kabupaten Bogor, Ahad (11/6/2023).
Hadir pimpinan BKsPPI yang menjadi narasumber yaitu Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSc, KH Bubung Burhanudin dan Dr KH Akhmad Alim Lc MA.
Ketua Umum BKsPPI Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSc mengatakan Islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk urusan ekonomi dan politik.
Menurutnya, umat Islam harus menguasai pasar atau kegiatan ekonomi. Umat juga harus memiliki gerakan ekonomi berjamaah. Karena Nabi mengatakan bahwa kita adalah kaum bertakwa tidak mengkonsumsi makanan hasil produksi orang bertakwa.
“Di zaman nabi banyak sahabat yang menjadi pedagang, bahkan pedagang terkenal seperti Utsman bin Affan, dalam sebuah buku saya pernah baca harta Utsman itu 120 triliun dollar, coba bayangkan luar biasa itu, beliau kalau infak juga besar misalnya 100 ekor unta,” ungkap Kiai Didin.
“Sahabat lainnya misalnya Abdurrahman bin Auf pengusaha yang juga hebat, pengusaha yang sukses mengalahkan Yahudi di Madinah, dalam waktu tiga bulan Yahudi keluar dari pasar Madinah, ia juga besar infaknya, 2/3 hartanya disalurkan untuk infak” tambahnya.
Selain ekonomi, kata Kiai Didin, kaum Muslimin juga harus paham soal politik Islam. “Salah kalau di masjid tidak boleh bicara politik, betul tidak boleh kalau yang dibahas poltik perpecahan, politik yang tidak jujur. Tapi jika politik Islam yang menegakkan kebenaran dan keadilan itu harus dipelajari. Islam adalah agama yang lurus yang menginginkan kebaikan di dunia dan akhirat,” ungkap Kiai Didin.
Bicara politik berarti juga membahas soal kepemimpinan. “Dan saat ini kita butuh pemimpin yang membangun kemaslahatan umat,” jelas Kiai Didin.
Oleh karena itu, menurutnya umat Islam harus menjadi pemimpin Muslim mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan sampai yang tertinggi untuk menegakkan nilai-nilai kebaikan untuk seluruh masyarakat.
red: adhila