#Ramadhan Berkah 1446 HOASE

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Memberikan Syafaat bagi Pembacanya

Dalam hadis disebutkan sbb.:

مستخرج أبي عوانة – مشكول – (ج 4 / ص 481)

حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِصَاحِبِهِ

Abu Umamah Al-Bahili meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi pembacanya.” (HR. Abu Awanah)

Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin mengutip hadis yang isinya bahwa syafaat Al-Qur’an itu lebih afdhal kedudukannya dibandingkan nabi, malaikat dan lainnya Ini hadisnya,

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَا مِنْ شَفِيعٍ أَفْضَلُ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الْقُرْآنِ، لَا نَبِيٌّ وَلَا مَلَكٌ وَلَا غَيْرُهُ.”

Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada pemberi syafa’at yang memiliki kedudukan lebih tinggi di sisi Allah ta’ala melebihi Al-Qur’an, baik itu nabi, malaikat, maupun yang lainnya.”

Baca juga: Adab Mendengar Bacaan Al-Qur’an

Syafaat adalah pertolongan di hari kiamat. Saat itu tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali atas izin Allah SWT. Karena itu Al-Qur’an menghadap sang pencipta untuk memberi pertolongan kepada orang-orang yang membacanya. Sebagaimana sabda Nabi berikut ini.

مسند أحمد – (ج 14 / ص 314)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ.

وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah Saw bersabda: Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: ‘Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkan aku memberi syafa’at untuknya.’ Dan Al-Qur’an berkata: ‘Aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafaat untuknya.’ Beliau bersabda: Maka keduanya pun diberi izin untuk memberi syafaat.” (HR. Ahmad)

Al-Qur’an itu bacaan, bukan mushafnya. Sesuatu yang non fisik nanti di akherat akan menjadi fisik. Sehingga bisa bicara layaknya manusia. Maka kesempatan itu dipakai untuk membela orang-orang yang meluangkan diri untuk mendarasnya.

Kemampuan Al-Qur’an bisa memberikan syafaat kepada pembacanya lebih hebat dibandingkan dengan syafaat nabi dan malaikat itu nyata.

Logikanya begini. Malaikat itu makhluk Nabi Muhammad Saw juga makhluk. Sementara Al-Qur’an adalah kalamullah. Yaitu firman Allah. Maka jika kalamullah lebih tinggi kedudukannya dalam memberi syafaat dari makhluk masuk di nalar.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button