KH Muhyidin Junaidi: Saya Mengutuk Sekeras-kerasnya Perlakuan Pemerintah China kepada Uighur
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kiyai Muhyidin Junaidi kepada para wartawan yang menemuinya di Jakarta, Senin (18/4) mengaku kecewa dengan ulah pemerintah China kepada kaum Muslim Uighur.
Kiai Muhyiddin bercerita, sekitar 2017 ia dengan beberapa temannya datang ke Xinjiang atau Uighur. Dalam undangan pemerintah China itu Kiyai Muhyidin merasa ada rekayasa dalam kunjungan itu. Kiyai Muhyidin adalah salah satu ketua di Majelis Ulama Indonesia.
Misalnya, ia tidak boleh menemui langsung kaum Muslim Uighur untuk wawancara. Ia merasa bahwa kunjungan itu hanya untuk menunjukkan kebaikan pemerintah China. Bahkan dalam kunjungan itu, pemerintah China menunjukkan bahwa kaum Muslim Uighur banyak terlibat dalam kegiatan terorisme.
Hal itu tentu saja seolah-olah pemerintah China ingin mengatakan bahwa kaum Muslim di Uighur perlu diberi pendidikan kembali. Mereka mengadakan ‘Reeducation Center’ atau kamp kosentrasi tahanan. Di sana ribuan kaum Muslim tidak boleh shalat, baca al Quran, puasa Ramadhan dan lain-lain. Pemerintah China mengaku mendidik, tapi kenyatannya justru melarang hal-hal yang sangat dianjurkan Islam. Bahkan diantara mereka ada yang disuguhi makanan babi dalam kamp itu.
Direktur Uighur Human Right Project, Umar menyatakan bahwa sejak tahun 1970 pemerintah China telah melakukan asimilasi yang sistematik kepada warga Uighur. Ribuan orang Uighur ditahan. Bahkan di kamp konsentrasi itu lebih dari satu juta orang ‘ditahan’. Pemerintah China mengaku kamp itu adalah untuk memberi pelatihan kerja atau pendidikan.
Tapi dalam kenyataan, kaum Muslim Uighur tidak boleh shalat, tidak boleh puasa dan ada sebagian yang disiksa lain-lain.
Sementara itu, Ketua Jalinan Alumni Timur Tengah di Indonesia (JATTI) Febrian Amanda menyatakan bahwa JATTI mengecam keras perbuatan keji China terhadap warga Uighur. Perbuatan mereka menurutnya melanggar HAM.
“Kami mendesak pemerintah Indonesia punya sikap tegas dalam masalah Uighur ini,” tegas Febrian.
Rep: Hidayat