KH Syukron Ma’mun: Shalat Jamaah Jangan Ditutup, Prokesnya yang Diperketat
Jakarta (SI Online) – Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta, KH Syukron Ma’mun mengajak umat Islam secara umum dan para santrinya secara khusus untuk makin mendekatkan diri kepada Allah SWT di tengah kondisi pandemi Covid-19 sakarang ini. Caranya dengan tetap beribadah, berdoa dan berzikir kepada Allah SWT.
“Jangan sampai kita ini tambah jauh dari Allah, shalat jamaah ditutup. Jangan sampai Allah marah, kalau Allah marah apa yang akan terjadi dengan negara ini,” kata Kiai Syukron dikutip dari ceramahnya dalam “Ikhtitam Pembacaan Burdah bersama Yatim dan Santri Akhir Pondok Pesantren Daarul Rahman”, Jumat, 25 Juni 2021 seperti disiarkan mealui Facebook dan YouTube Ponpes Daarul Rahman.
Namun, Kiai Syukron menegaskan, masyarakat harus tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Saya mengimbau protokol kesehatannya diperketat, disiplinnya diperkuat. Cuci tangan, pakai masker dan jaga jaraknya diperkuat,” ungkapnya.
Agar masyarakat tetap bisa beribadah di Masjid, Kiai Syukron meminta agar semua Masjid diberi alat swab test. Sehingga setiap jamaah bisa dites sebelum masuk ke Masjid. Termasuk alat pengukur suhu tubuh.
Kepada jamaah yang sehat, kata Kiai Syukron, dipersilahkan untuk masuk Masjid. Mereka diminta untuk beribadah, membaca istighfar, tasbih, tahmid dan berdoa kepada Allah dengan menangis seraya berdoa, “Ya Allah angkatlah Corona ini dari muka bumi ini, baik dari negara-negara Islam maupun non muslim.”
Kiai Syukron menyayangkan adanya penutupan Masjid untuk beribadah. Padahal, kata dia, orang pergi ke Bali saja asal hasilnya swab tesnya negatif dipesilahkan naik ke pesawat.
“Masjid-masjid itu yang banyak jamaahnya cuma Magrib, Isya, Subuh. Itu juga nggak penuh kok, kalau Zuhur Ashar jangan dilarang berjamaah, memang nggak ada jamaahnya,” kata Kiai Syukron setengah bercanda.
“Persilahkan ustaz-ustaz keliling di kampung-kampung itu, kalau Zuhur dengan Ashar, paling-paling tukang pukul bedug dan imamnya saja, tak sampai sebaris dua baris. Mengapa dilarang (shalat) Zuhur-Ashar yang jamaahnya nggak ada?,” lanjut Kiai Syukron yang merupakan alumni Pesantren Sidogiri Pasuruan dan Pesantren Modern Darussalam Gontor itu.
Kiai Syukron mengingatkan agar masyarakat tidak semakin jauh dengan Allah SWT. Jika kita ingin segera dibebaskan dari Corona, kata kiai kelahiran Sampang, 79 tahun silam itu, harusnya kita semakin mendekat kepada Allah SWT.
“Kita takut kepada Corona, tapi kita lebih takut kepada Allah. Jangan lebih takut kepada Corona dari pada kepada Allah. Jangan sampai (karena) lebih takut kepada Corona sehingga perintah-perintah Allah diremehkan,” katanya tegas.
Sekali lagi, Kiai Syukron berpesan agar umat Islam jangan sampai menjauhi Allah SWT. Ia juga setuju dengan imbauan pemerintah agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan: pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.
“Itu persilahkan, tapi jangan mengurangi hubungan kita dengan Allah, saya khawatir, takut, Allah tambah marah kepada kita. Naudzubillah…naudzubillah..naudzubillah..,” pungkasnya.
red: shodiq ramadhan