Khilafah, Mungkinkah?
Khilafah
Melihat sejarah Rasulullah di atas, maka khilafah ‘hanya’ bisa terbentuk bila penduduk dunia mayoritas sudah Muslim. Bila penduduk Amerika, Eropa, China dan Rusia masih banyak yang kafir, khilafah sulit dibentuk.
Khilafah adalah visi Rasulullah untuk masa depan kaum Muslimin. Ia bukan utopia atau khayalan. Ia bisa dibentuk dengan syarat di atas.
Rasulullah menyatakan, “Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).
Pembentukan khilafah bukan hal yang mudah. Para pemimpin dunia dan ulama perlu merumuskan bersama.
Di zaman penduduk dunia terhubung dengan internet saat ini, memang khilafah dibutuhkan. Pemerintahan satu negara (dunia) sangat dibutuhkan.
Karena masing-masing negara punya keunggulan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang berbeda-beda. Sehingga harus ada yang menghubungkan satu sama lain.
Harus ada yang menghubungkan agar dunia makmur bersama. Harus ada yang menghubungkan agar penduduk bumi bisa damai dan sejahtera bersama.
Bila kita simak Al-Qur’an, maka kata khilafah memang tidak ada. Yang ada adalah kata khalifah. Khilafah adalah bentuk kata lain dari khalifah.
Dr Jeffry Lang, mualaf ahli matematika dari Amerika, terkagum-kagum dengan Al-Qur’an karena menjawab pertanyaan mendasar bagi manusia, yaitu untuk apa manusia diciptakan Allah di muka bumi ini? Untuk memakmurkan bumi, bukan untuk saling menumpahkan darah, jawab Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman, ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS al Baqarah 30)