Khotbah Idulfitri 1446 H: Empat Pilar Menjaga Fitrah, Meraih Kesalihan Spiritual dan Sosial

Dengan fitrah dan taqwa tersebut, hubungan vertikal kita kepada Allah (hamblum minallah) diharapkan semakin membaik, demikian juga hubungan sosial kemanusian kita (hablum minannas) semakin harmonis. Sehingga kita mampu menjadikan nilai-nilai madrasah Ramadhan sebagai spirit dan inspirasi terbaik dalam penguatan keimanan dan nilai-nilai persaudaran sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah), persaudaraan sesama umat manusia (ukhuwah Insaniyah), dan persaudaraan sesama anak bangsa (ukhuwah Wathaniyah), sehingga tercapai ‘rahmatan lil alamin’ kehidupan yang damai, bahagia, aman, tentram dan mendapat ridha Allah, serta kembali pada fitrah kemanusiaan kita yang hakiki. Hal itu sebagaimana terdapat dalam firman Allah Swt dalam Surat Ali Imran ayat 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah Swt. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
كَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا
Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Q.S. al-Baqarah [2]: 143)
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah.
Hari ini kita berada pada hari raya idul fitri, menjadi momentum yang tepat untuk kita menyadari bahwa memaknai idul fitri bukan hanya sekedar berhenti pada rutinitas baju baru, warna warni hidangan makanan yang berlimpah, ataupun tradisi mudik, akan tetapi kita harus lebih berorientasi pada kualitas, memaknai hakikat idul fitri dengan kembali menemukan fitrah kemanusiaan kita, kesucian hati kita, kebahagiaan kita, sehingga pasca berhari raya idulfitri keimanan kita semakin bertambah kuat, akhlak moralitas kita semakin terpuji dan mulia, dan semakin jelas arah tujuan kehidupan kita dalam mencari ridha Allah swt,
ليس العيد من لباسه جديد # ولكن العيد من طاعته تزيد
Tidaklah disebut merayakan Id bagi orang yang berbaju baru, tetapi merayakan Id adalah bagi orang yang ketaatannya bertambah baru.
Allahu Akbar 3 x Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima Kumullah.
Di hari yang fitri ini juga mengingatkan Kembali, bahwa manusia dilahirkan ke muka bumi ini dalam keadaan fitrah. Fitrah dalam arti suci dari segala macam bentuk kesyirikan, bersih dari segala noda dosa, dan bebas dari segala belenggu hawa nafsu. Sehingga pada hakikatnya manusia terlahir dalam keadaan bertauhid kepada Allah swt.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا
Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengambil sumpah dari anak adam dan mempersaksikan atas diri mereka, bukankah aku tuhan kalian, mereka menjawab, benar, kami bersaksi. (QS.Al-A’rof : 172)