Kiai Muhyiddin: Hentikan Kerja Sama Soal Terorisme dengan AS
Karena itulah, Kiai Muhyiddin menyarankan untuk menghentikan kerjasama dengan AS terkait dengan terorisme dan radikalisme.
“Secara historis dipahami bahwa radikalisme, ekstremisme, terorisme dan jihadisme adalah jualan AS dan sekutunya. Kerja sama AS dengan negara lain tentang terorisme dan radikalisme seharusnya segera dihentikan karena bahayanya jauh lebih besar dari manfaatnya,” katanya.
Menurutnya, secara faktual bahwa fokus utama kerja sama tersebut selalu memojokkan umat Islam dan korban terbesarnya juga adalah aktivis Islam.
“Bahkan ketegangan hubungan pemerintah dengan umat Islam semakin tajam dan cenderung umat sering dikambinghitamkan,” jelas Kiai Muhyiddin.
Ketua Dewan Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah se-Indonesia (JATTI) mengungkapkan bahwa semakin hari semakin terlihat kebohongan AS dan sekutunya di balik invasi mereka.
“Kebohongan dan hidden agenda AS dan sekutunya saat menginvasi Irak, Afghanistan dan keterlibatan mereka di Suriah semakin terbuka di mata dunia,” ungkapnya.
Sementara itu, kata Kiai Muhyiddin, kini Emirate Islam Afghanistan semakin kokoh dan solid walaupun masih harus berjuang keras mendapatkan pengakuan dunia internasional.
“Biang keladi instabilitas dalam negeri perlahan bisa diatasi dengan baik,” jelasnya.
“Tapi AS dan sekutunya yang kalah tak bertekuk lutut kepada Taliban juga tetap mencari apologistic reason untuk mengubur rasa malu tersebut. Dan media mainstream pasti menjadi corong utama untuk memberbaiki citra mereka,” tambahnya.
Dengan demikian, Kiai Muhyiddin mengajak umat Islam untuk bisa memahami situasi global yang terjadi khususnya di negeri-negeri Islam.
“Umat Islam harus cerdas dalam membaca perkembangan zaman dan tak boleh jatuh ke lubang yang sama beberapa kali,” tandasnya.
red: adhila