KISDI Kutuk Serangan Biadab Israel ke Masjidil Aqsha
Jakarta (SI Online) – Di bulan suci Ramadhan tahun 1444 Hijriah ini, terjadi kembali serangan biadab pasukan penjajah Israel terhadap jemaah Masjid Al-Aqsha yang sejak hari pertama, Selasa malam (4/4/2023), penyerangan menyebabkan puluhan orang terluka dan sekitar 400 lainnya ditangkap.
Penyerangan tersebut juga terjadi di malam-malam berikutnya. Pasukan penjajah Israel menembakkan bom gas dan peluru tajam ke jamaah i’tikaf.
Menanggapi hal itu, Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) mengeluarkan pernyataan sikap mengutuk tindakan kekerasan tersebut.
“KISDI mengutuk keras tindakan keji tersebut, serangan teroris biadab yang dilakukan saat bulan suci Ramadhan benar-benar menyakiti umat Islam di seluruh dunia,” ujar Ketua KISDI HM Mursalin dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (7/4/2023).
Selain Mursalin, turut hadir sejumlah aktivis dalam konferensi tersebut, mereka antara lain Musni Umar, Adnan Wirawan, Hanifah Husein, Indra Martian, Naser Djamal, Syaripuddin dan lainnya.
Dalam pernyataan sikapnya, KISDI mengecam penjajah Israel yang selama ini melakukan pendudukan dengan mendirikan permukiman ilegal di tanah-tanah Palestina. Menurut data Biro Statistik Palestina tanah Palestina yang dirampas Israel sudah lebih dari 85%. Itu harus dihentikan.
“Tindakan Israel yang semakin brutal tanpa mengindahkan hukum internasional itu karena adanya standar ganda yang dilakukan oleh Amerika dan sekutunya, termasuk dari PBB dan organisasi internasional lainnya. Ini pelanggaran besar PBB yang merasa sebagai “polisi dunia”. Adanya sikap standar ganda ini menyebabkan tekanan internasional terhadap Israel tidak berarti apa-apa,” jelas KISDI.
Pihaknya mengecam adanya standar ganda tersebut, karena akibatnya Israel bebas melakukan kekejian tanpa ada konsekuesi, tidak ada embargo ekonomi, tidak ada pengucilan keikutsertaan dalam pentas olahraga dan sebagainya.
Oleh karena itu, KISDI menyerukan kepada dunia internasional khususnya negeri negeri Muslim untuk bersatu menyatakan keberaniannya untuk bersikap tegas dan melakukan tindakan nyata menyelamatkan Masjid Al Aqsha dan Palestina.
“KISDI juga mendesak pemerintah untuk menegakkan amanah konstitusi yang anti penjajahan untuk mengeluarkan sikap tegas dan pro aktif melakukan komunikasi internasional guna mencegah terjadinya kembali serangan dan agresi militer oleh penjajah Israel,” ujar Mursalin.
Ia mengingatkan, Palestina adalah negara yang pertama yang mengakui dan membantu kemerdekaan Indonesia, karena itu sudah menjadi kewajiban bangsa Indonesia untuk bersungguh sungguh mendukung sampai Palestina merdeka.
“KISDI menyerukan umat Islam untuk menolong kaum Muslimin di Palestina dengan membacakan Qunut Nazilah dan memberikan bantuan kemanusiaan semaksimal mungkin,” tandas Mursalin.
red: adhila