RESONANSI

Konsep Anwar Ibrahim dalam Membangun Malaysia Madani

Wawasan dilahirkan dari ilmu yang didapatkan dari sekolah atau hasil bacaan baik hasil pembacaan yang tersurat maupun membaca yang tersirat.

Sebuah konsep hanya bisa dihasilkan oleh seorang yang memahami sesuatu tersebut secara menyeluruh dengan pandangan helicopter view.

Ini karena menurut Plato manusia memiliki tiga kekuatan yaitu akal, semangat dan nafsu. Akal yang baik selalunya dibimbing oleh ilmu dan wahyu sebagai panduan.

Ini sesuai dengan Firman Allah yang mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu. Atau menurut Sahabat Rasulullah Ali bin Abi Talib yang menyebutkan 10 kelebihan ilmu ketimbang harta.

Anwar membaca banyak buku sewaktu dalam penjara dan kenyataan itu dapat dilihat apabila dengan mudah beliau mengutip ayat Quran, Hadis, Pandangan tokoh dan sebagainya.

Lalu bagaimana dengan pemimpin yang tidak memiliki konsep yang jelas?

Ia akan seperti pemimpin sebuah negara yang akan ke luar negara membuat kenyataan ngawur dalam menghadapi isu negara yang dihadapi dengan memakai jurus mabuk.

Atau memakai jurus tak tau, panik, bingung bahkan lari mengelak dari ditanya oleh wartawan karena kedangkalan ilmu konsep wawasan yang dimiliki pemimpn tersebut.

Pemimpin yang tidak memiliki konsep, wawasan yang dihasilkan dari ilmu hasil pembacaan yang tersirat dan tersurat hanya ibaratkan orang buta yang mendefinisikan bentuk gajah menurut apa yang mereka sentuh saja.

Memimpin negara secara dadakan dimana masalah nampak disitu baru dipikirkan solusinya hanya bagaikan polisi India yang tahu semua masalah sebelum melakukan penyelidikan.

Dalam system ISO pula kita hendaklah menulis apa yang kita kerjakan dan kerjakan apa yang kita tulis.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button