Korban Genosida di Gaza Terus Bertambah, 35.647 Gugur dan 79.852 Terluka
Gaza (SI Online) – Penjajah Israel Israel melakukan 5 pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, termasuk 85 martir dan 200 orang terluka di rumah sakit selama 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan.
Dilansir Pusat Informasi Palestina, Rabu (22/5/2024) Kementerian melaporkan bahwa jumlah korban agresi telah meningkat menjadi 35.647 korban jiwa dan 79.852 korban luka-luka sejak tanggal 7 Oktober lalu.
Kementerian menyatakan bahwa masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan, dan ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
Sejak 7 Oktober lalu, pasukan penjajah Israel Israel telah melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza, yang mengakibatkan puluhan ribu orang mati syahid, terluka dan hilang, ditambah lagi dua juta orang mengungsi dan kehancuran rumah dan infrastruktur yang sangat luas yang berdampak pada lebih dari 70% bangunan, dengan pengepungan yang ketat dan krisis kemanusiaan yang menyesakkan dan kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di Gaza dan bagian utaranya.
Sementara itu, ActionAid International di Inggris meminta para pemimpin dunia untuk segera melakukan intervensi dalam situasi kritis yang dihadapi Rumah Sakit Al-Awda di kamp Jabalia di Jalur Gaza.
Organisasi tersebut menjelaskan dalam sebuah pernyataan yang diterima Pusat Informasi Palestina bahwa rumah sakit tersebut saat ini dikepung oleh tentara penjajah Israel Israel. Pengepungan tersebut menghalangi akses atau keluar dari rumah sakit tersebut, dan juga mengurangi kemampuannya untuk menyediakan layanan medis dasar di wilayah utara Gaza.
Salah satu pejabat rumah sakit, Dr. Muhammad Salha, mengatakan bahwa rumah sakit tersebut kembali dikepung oleh tentara penjajah Israel dengan tembakan dan penembakan di sekitarnya, dan ambulans tidak dapat meninggalkannya dan korban luka tidak dapat mencapainya dianggap sebagai satu-satunya rumah sakit di Gaza utara yang masih menyediakan layanan bersalin dan ortopedi.
Bulan Desember lalu, rumah sakit tersebut menjadi sasaran pengepungan yang berlangsung selama 18 hari, yang mana tiga staf medis di rumah sakit tersebut dibunuh oleh penembak jitu tentara Israel dan fasilitas rumah sakit tersebut rusak parah karena pengeboman di lantai asrama.
Organisasi Kesehatan Dunia sebelumnya telah memperingatkan bahwa lebih dari 30 rumah sakit tidak dapat beroperasi di Jalur Gaza, di tengah keluhan dari staf medis dan pasien di rumah sakit yang tersisa mengenai kurangnya bahan medis yang diperlukan untuk memberikan perawatan. [ ]