Kurikulum Pendidikan di Gaza Tanamkan Keberanian di Jalan Allah
Bogor (SI Online) – Sekjen Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI) Dr Akhmad Alim menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan yang diterapkan di masyarakat Gaza adalah untuk tidak pernah takut di jalan Allah.
“Kurikulum pendidikan di Gaza itu adalah wa la yakhafuuna laumata laaim. Kurikulum yang diterapkan di relung jiwa masyarakat Gaza itu adalah bagaimana jangan pernah takut di jalan Allah” ujarnya dalam kajian di Masjid Al Hijri II, Kota Bogor, Ahad lalu (3/12/2023).
Menurutnya, ini adalah kurikulum perjuangan yang ditanamkan di benak umat Islam di Gaza bahwa darah yang tercecer dan mengalir itu bukanlah hal yang sia-sia. Itu adalah darah para syuhada.
“Dan kerinduan mereka terhadap mati syahid, itu adalah kerinduan yang lebih besar daripada oksigen yang dihirup masuk ke dalam dada mereka. Dan inilah yang disebut dengan kurikulum perjuangan yang juga disebut di dalam Al-Qur’an yakni ar-rijal.” jelasnya
Selain itu, Ustaz Alim mengungkapkan bahwa ada satu kitab bernama Ar-Rijal Fil Qur’an yang berisi tentang kesatria yang disebut dalam Al-Qur’an.
“Dulu kalau kita melihat kesatria adalah para sahabat Nabi. Ada satu kisah pada Perang Uhud, ada salah seorang sahabat sedang sarapan dengan satu butir kurma.” ujarnya
“Ketika satu butir tersebut digigit separuh, kemudian mendengar panggilan jihad dari Rasulullah, maka separuh butir kurma tersebut diletakkan dan ditinggalkan. Kemudian kawannya berkata habiskan kurma itu, dan ia pun menjawab tidak, jika saya habiskan maka saya terlambat memenuhi panggilan jihad itu, dan itulah pendidikan mental yang sangat kuat.” lanjutnya
Dosen Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu mengatakan bahwa kurikulum pendidikan yang ada pada hari ini kebanyakan ialah kurikulum yang bersifat pragmatis, sehingga jangan heran output dari kurikulum tersebut lahir orang-orang pecundang.
“Naquib Al Attas menyebutkan bahwa kegaduhan dan kerusakan di muka bumi pada era global ini, kembali pada lost of adab atau hilangnya adab disebabkan karena terkorupsinya ilmu yang diajarkan di kampus atau lembaga pendidikan. Dan output yang dihasilkan ialah pribadi yang corrupt.” ucapnya
“Maka dari itu, kurikulum kehidupan dan kurikulum perjuangan itu sangatlah penting, sehingga timbul dalam relung jiwa nya laa yakhoofuna alaihim walaahum yahzanun yang artinya tidak ada ketakutan dan kesedihan dalam diri mereka, dan itulah kurikulum Wali Allah SWT.” lanjutnya
Melalui kurikulum perjuangan ini menjadikan pribadi anak-anak Gaza yang tidak takut dan khawatir akan apa yang terjadi di masa lalu juga di masa depan, dan itupun yang perlu dimiliki oleh lembaga pendidikan muslim lainnya.
rep: farhan
red: adhila