OPINI

Langkah Zohran ke City Hall dan Strategi Menggagalkannya

Kemenangan Zohran di pemilihan calon Demokrat (Primary Election) untuk pemilihan Wali Kota New York menggemparkan New York, Amerika bahkan menjadi trending berita dunia.

Bagaimana tidak, Zohran Mamdani, seorang relatif pendatang baru di perpolitikan New York, imigran, berusia muda, dan yang terpenting adalah seorang Muslim, mengalahkan kandidat kuat Andrew Cuomo yang mantan Gubernur hampir tiga periode, anak mantan Gubernur (dinasti) dan didukung oleh pembesar-pembesar Partai dan Oligarki (dana).

Dengan terpilihnya dalam pemilihan calon Partai Demokrat ini Zohran dipastikan melanggeng maju ke pilihan Raya Wali Kota yang akan berlangsung pada bulan November tahun ini. Pemilihan umum (general election) itulah nantinya yang akan menentukan siapa yang akan menjadi Wali Kota dunia (New City) selanjutnya.

Pertanyaannya kemudian, akankah mudah bagi Zohran untuk memenangkan pemilihan Wali Kota pada November nanti? Jawabannya bisa mudah, namun juga bisa tidak mudah. Berikut saya sampaikan beberapa analisa sederhana saya.

Dikatakan mudah, karena Kota New York memang dikenal sebagai kota dengan dominasi Demokrat. Sejak Rudi Guliani selesai menjabat sebagai Wali Kota dari Partai Republikan di 2001, hampir Republikan tidak pernah memenangkan Kota New York. Hanya Michel Bloomberg yang memang mengandalkan uangnya. Sehingga dia adalah Wali Kota yang memenangkan tiga periode dengan merubah UU New York dan dari tiga kendaraan Partai yang berbeda. Pertama dengan Demokrat, kedua dengan Republikan, dan yang ketiga sebagai independen. DPRD (city council) New York sendiri selalu didominasi oleh Demokrat.

Merujuk kepada keadaan ini, nampaknya Zohran Mamdani memiliki peluang yang sangat besar untuk memenangkan pemilihan Wali Kota November ini. Apalagi memang basis pemilihnya bukan hanya pemilih tradisional Demokrat. Tapi dari kalangan muda/milenial dan imigran yang tidak terlalu peduli dengan partai politik. Mereka memilih Zohran karena faktor-faktor lain, karena misi dan program yang berpihak ke rakyat, yang sifatnya non partai.

Baca juga: Fenomena Mamdani dan Pemilihan Wali Kota New York

Pada aspek inilah sebenarnya salah satu segmen Komunitas yang akan banyak menentukan adalah Komunitas Muslim. Jika saja semua warga Muslim yang punya hak memilih menggunakan hak pilihnya dan menyatu memilih Zohran maka akan menjadi jalan kemenangan yang dahsyat bagi Zohran. Sekali lagi ada sekitar 200.000 pemilih Muslim Demokrat. Belum lagi yang Independen atau Republikan yang bisa melompat ke seberang dan memilih Zohran.

Strategi mengalahkan Zohran

Namun juga penting untuk disampaikan beberapa hal yang menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan startegi yang jitu di hari-hari mendatang. Sebab kita sadar ada pihak-pihak yang kecewa dan marah dengan kemenangan Zohran ini. Bukan saja karena masih mudah (33 tahun) dan pendatang baru di dunia politik. Juga karena sebenarnya Zohran belum lama jadi warga negara Amerika. Tapi yang lebih banyak dikhawatirkan oleh banyak pihak sebenarnya adalah karena dua hal. Dia seorang Muslim dan posisinya yang tegas membela hak-hak dasar dan kemanusiaan bangsa Palestina. Penentangan Zohran secara terbuka kepada penjajah dan genosida di Gaza dibalikkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai anti semitisme.

Karenanya upaya menggagalkan Zohran menjadi Wali Kota New York akan masif bahkan akan dijadikan sebagai “common enemy” oleh mereka yang rasis (anti imigran), Islamophobic (anti Islam), dan Zionist (anti Palestina dan HAM). Mereka akan melakukan segala hal yang memungkinkan, termasuk penggunaan media untuk miskarakterisasi bahkan character assassination (pembunuhan karakter). Para Oligarki pemilik modal akan menggelunturkan dana besar bagi lawan politik Zohran nantinya. Selain itu, kemungkinan saja pembesar-pembesar Partai Demokrat sendiri akan memberikan dukungannya ke calon lain.

Jika kita melihat komposisi sementara calon-calon yang akan maju dalam perebutan jabatan wali kota yang paling bergengsi di dunia ini (NYC), sementara ini ada tiga kandidat. Curtis Sliwa yang mantan geng jalanan direkrut Partai Republik. Erick Adam yang sebenarnya Demokrat tapi mundur dari pencalonan demokrat karena kasus-kasus korupsi yang menimpanya. Eric maju menjadi calon independen saat ini. Dan Zohran yang sudah pasti mewakili Partai Demokrat. Ada perkiraan jika Cuomo juga akan maju jadi calon independen. Namun nampaknya dia berpikir dua kali dengan kekalahannya di Primary Election.

Dari dua calon lawan Zohran itu nampaknya Eric akan menjadi lawan yang bisa diperhitungkan. Ada beberapa pertimbangan kenapa Eric bisa jadi lawan yang harus dipertimbangkan. Selain karena memang masih inkamben, yang tentunya masih ada orang-orang loyalisnya di Pemerintahan Kota New York. Juga Eric masih memiliki pemilih loyalis walaupun dengan isu korupsi suap yang dihadapinya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button