RESONANSI

Layanan Kesehatan dalam Peradaban Islam

Nabi Saw. bersabda: “Setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab untuk orang-orang yang dipimpin. Jadi, penguasa adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ketika Rasulullah Saw. sebagai kepala negara di Madinah diberikan seorang dokter sebagai hadiah, ia tugaskan dokter tersebut ke umat Islam. Kenyataannya bahwa Rasulullah Saw. menerima hadiah dan dia tidak menggunakannya, bahkan dia menugaskan dokter itu kepada kaum muslim, dan hal ini adalah bukti bahwa kesehatan adalah salah satu kepentingan umat Islam.

Negara berkewajiban untuk membelanjakan anggaran negara pada penyediaan sistem kesehatan gratis untuk semua orang. Untuk perihal pembiayaan negara mengambil dananya dari Baitul-Mal. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi maka barulah pajak kekayaan akan dikenakan pada umat Islam untuk memenuhi defisit anggaran.

Catatan sejarah pada tahun 1283 ketika Islam diterapkan sebuah sistem yang lengkap, rumah sakit umum seperti Bimaristan al-Mansuri, didirikan di Kairo. Rumah sakit ini pada waktu itu mampu mengakomodasi 8.000 pasien. Ada dua petugas untuk setiap pasien dalam melakukan segala sesuatu agar mendapatkan kenyamanan dan kemudahan. Setiap pasien mendapatkan ruang tidur dan tempat makan sendiri. Para pasien baik rawat inap maupun rawat jalan diberi makanan dan obat-obatan gratis.

Ada apotik dan klinik berjalan untuk perawatan medis bagi orang-orang cacat dan mereka yang tinggal di desa-desa Khalifah Al-Muqtadir Billah, memerintahkan bahwa setiap unit apotik dan klinik berjalan harus mengunjungi setiap desa dan tetap di sana selama beberapa hari sebelum pindah ke desa berikutnya.

Dari catatan sejarah diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa pelayanan kesehatan gratis hanya akan terwujud jika sistem Islam diterapkan secara menyeluruh di berbagai aspek kehidupan. Sistem inilah yang akan menjaga alam semesta ini dari kehancuran dan kekacauan sekaligus mendatangkan keberkahan. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Diana Nofalia, S.P., Aktivis Muslimah.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button