Lomba Penulisan BPIP Tak Ada Manfaatnya, Ulama Muda Aceh: Batalkan, Lalu Minta Maaf
Jakarta (SI Online) – Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh, Muhammad Yusran Hadi, menanggapi lomba penulisan artikel oleh BPIP yang mengangkat dua tema, ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.
Yusran mengatakan, lomba itu tidak ada manfaatnya. Sebaliknya, justru yang banyak adalah mudharatnya.
“Tema ini sangat tendensius, menjebak dan menjadikan umat Islam sebagai sasaran tembak dan sarana untuk menggebuk umat Islam,” ungkap Yusran dalam keterangan tertulisnya, Senin, 16 Agustus 2021.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, dan dalam konteks Hari Santri Nasional, Anggota Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara ini menyarankan agar BPIP mengangkat tema yang kontekstual dan berkaitan dengan santri serta bermanfaat untuk umat dan bangsa. Ia mencontohkkan tema: Jasa Ulama dalam Kemerdekaan Indonesia, Peranan Santri dalam Mengisi Kemerdekaan, Kontribusi Umat Islam di Masa Pandemi Covid-19, Santri Mengaji di Masa Pandemi, dan sebagainya.
Yusran menilai, dengan mengangkat dua tema yang mereka umumkan, BPIP berpotensi mengadu domba dan memecah belah umat Islam dan bangsa. Sebab terkesan BPIP menuduh umat Islam tidak punya rasa nasionalisme dengan berkedok penulisan ilmiah.
“Tindakan BPIP telah menimbulkan kemarahan umat Islam dan membuat kegaduhan bangsa, karena telah menyakiti umat Islam dan mencederai hari santri,” kata Ketua Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) Provinsi Aceh itu.
Bukan hanya itu, Yusran juga menilai BPIP telah menunjukan sikap Islamofobia dan SARA. Sebab, kata dia, dari tema penulisan itu dapat dipahami bahwa BPIP menuduh umat Islam tidak mau menghormati bendera dan tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Doktor bidang Fiqh dan Ushul Fiqh dari International Islamic University Malaysia (IIUM) ini bahkan mengatakan Tindakan BPIP menunjukkan pemahaman yang dangkal tentang agama Islam, nasionalisme dan sejarah. Padahal faktanya umat Islamlah yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan mendirikan negara NKRI.
Karena itu, Yusran menyarakankan agar lomba menulis itu dibatalkan. Lalu, BPIP meminta maaf kepada umat Islam.
“Perlombaan ini harus dibatalkan oleh BPIP. Pihak BPIP harus segera mencabut pengumuman perlombaan dan meminta maaf kepada umat Islam karena telah menyakiti umat Islam,” pungkasnya.
Red: farah abdillah