Majaz dalam Al-Qur’an
Pada pembahasan serial Ulum Al-Qur’an kali ini, kita akan membahas sedikit seputar majaz dalam Al-Qur’an. Cabang ilmu Al-Qur’an yang membahas sisi kebahasaan Al-Qur’an dan berimplikasi pula pada penyimpulan hukum-hukum dalam Al-Qur’an. Umumnya, majaz selalu dibahas bersamaan babnya dengan hakikat, sehingga disebut “Hakikat dan Majaz” dalam Al-Qur’an. Untuk kali ini dibahas majaz terlebih dahulu.
Majaz dibagi menjadi dua, المجاز في تركب majaz tarkib dan المجاز في المفرد majaz mufrad (majaz lughawi).
Pertama-tama kita bahas dahulu majaz tarkib. Majaz tarkib berarti majaz dari susunan kalimatnya, bukan majaz dari kata perkata. Majaz ini disebut pula oleh Imam As-Suyuthi sebagai majaz al-isnad atau majaz aqli.
Hubungan (dari susunan kalimatnya) menunjukkan keterikatan, yakni jika sebuah perbuatan atau kalimat yang sepadan dengannya, terikat kepada sesuatu yang merupakan makna asalnya.
Misalnya seperti firman Allah:
1.
وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, bertambah-lah keimanan mereka (karenanya)” (QS Al-Anfal: 2)
Penambahan keimanan sebenarnya merupakan perbuatan/kehendak Allah, dinisbatkan kepada ayat-ayat Al-Qur’an, karena ayat-ayat tersebut merupakan penyebabnya (secara langsung).
2.
يُذَبِّحُ أَبْنَآءَهُمْ
“Dia (Fir’aun) menyembelih anak laki-laki mereka” (QS Al-Qashash: 4),
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا
“Dan Fir’aun berkata: ‘Hai Hanan, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi…” (QS Al-Mukmin: 36).
“Penyembelihan” ini merupakan perbuatan pasukan/pekerja Fir’aun bukan Fir’aunnya sendiri yang melakukan. Namun dinisbatkan kepada Fir’aun; dan “pembangunan” yang merupakan perbuatan pekerja itu dinisbatkan kepada Haman, karena keduanya (Fir’aun dan Haman) yang memerintahkan hal-hal tersebut.
3.
وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ
“Dan mereka menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan” (QS Ibrahim: 28), penjatuhan itu dinisbatkan kepada mereka karena merekalah yang menjadi penyebab kekafiran kaumnya dengan perintah mereka.
Mereka yang dimaksud adalah para al-mala (tokoh masyarakat) Quraisy yang kafir dan para tokoh Arab Badui, demikian pendapat Ibnu Abbas yang tercantum dalam tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim Ibnu Katsir. Perintah dan seruan mereka menjadikan mayoritas kaumnya binasa dalam kekafiran.
Sumber: Al-Itqan fii Ulum Al-Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim
Ilham Martasya’bana
Penggiat sejarah Islam dan pemegang Ijazah Sanad Hadits Arbain Nawawi