Manfaatkan Situasi, Freemasonry Ingin Bangkit Lagi di Suriah
Damaskus (SI Online) – Memanfaatkan situasi transisi saat ini di Suriah, kelompok terlarang Freemasonry atau Freemason menyatakan keinginannya untuk bangkit kembali. Di Suriah, gerakan rahasia ini telah dilarang selama lebih 50 tahun.
Kepresidenan Dewan Tertinggi Grand Syrian Orient Lodges, badan pengurus Freemasonry di Suriah, telah mengumumkan rencana organisasi tersebut untuk kembali bangkit di Suriah.
Menurut kelompok tersebut, runtuhnya pemerintahan Bashar al-Assad telah menciptakan peluang untuk kebangkitan Freemasonry.
“Selama lima dekade terakhir, kelompok Freemason secara resmi absen dari arena Suriah karena kondisi keamanan dan politik yang diberlakukan oleh rezim otoriter,” kata kepresidenan kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Russia Today, Kamis (23/1/2025).
Pernyataan itu menyebut pemerintah Suriah sebelumnya menekan setiap organisasi atau tren intelektual atau budaya yang mungkin mengancam kendali amannya atas Suriah dan rakyatnya.
Organisasi itu menggambarkan rencana kembalinya mereka sebagai bagian dari rekonstruksi Suriah, dengan menyatakan: “Matahari kebebasan bersinar di tanah air dan forum kita sekali lagi, mengumumkan dimulainya era baru yang memungkinkan rakyat Suriah mendapatkan kembali kebebasan sipil dan intelektual mereka.”
Organisasi itu juga mengeklaim menjauhkan diri dari politik, dengan menekankan: “Kami meyakinkan rakyat Suriah dan para pemimpin Suriah bahwa kami bukanlah organisasi politik dan tidak berusaha mencampuri urusan politik atau berpartisipasi dalam pekerjaan politik, serikat pekerja, atau partai.”
Sebaliknya, organisasi itu mengatakan perannya adalah untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, persaudaraan, keterbukaan budaya, pendidikan, pekerjaan amal, dan kemajuan masyarakat.
Freemasonry, sebuah perkumpulan persaudaraan dengan tradisi rahasia, secara historis kontroversial. Para kritikus menuduhnya sebagai elitisme dan memiliki pengaruh yang tidak semestinya dalam urusan politik dan ekonomi, sementara beberapa kelompok agama menyebut anggota kelompok itu menyembah setan.
Organisasi itu juga telah menjadi fokus teori konspirasi, yang sering dikaitkan dengan agenda globalis atau kendali politik terselubung.
Partai Ba’ath Suriah mencap Freemasonry sebagai “perkumpulan rahasia ilegal” dan melarangnya pada tahun 1965 selama masa kepresidenan Amin al-Hafiz.
Seperti pemerintah Timur Tengah lainnya, Suriah mengaitkan organisasi persaudaraan tersebut dengan pengaruh Barat dan Zionisme, yang menyebabkan pelarangannya.[]