Mantan Menlu Sebut Kudeta Militer Sudan Didukung Israel
Khartoum (SI Online) – Menteri Luar Negeri Sudan yang baru-baru ini mengundurkan diri, Maryam Al-Mahdi, menuding kudeta yang dilakukan militer didukung oleh Israel. Ia juga menuduh bahwa Mesir pada awalnya mendukungnya sebelum mundur.
Berbicara kepada lembaga pemikir Dewan Atlantik yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Maryam menuduh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mencoba membenarkan kudetanya dengan menjilat Israel.
Ia menuduh para menteri yang diberhentikan karena menentang Israel seperti dikutip dari Al Araby, Selasa (23/11/2021).
Sebagai informasi, Sudan dan Israel menormalkan hubungannya tahun lalu, menjadikannya salah satu dari empat negara Arab yang melakukannya pada tahun 2020. Tetapi upaya untuk membangun hubungan bilateral penuh antara kedua negara berjalan lambat, dibandingkan dengan jalan yang lebih mulus menuju normalisasi antara Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Maroko.
Maryam menuduh bahwa pemerintah mengetahui dukungan Israel untuk kudeta ketika utusan AS untuk Tanduk Afrika, Jeffrey Feltman, mengunjungi Israel untuk meminta pengaruhnya terhadap Burhan.
Dia mengatakan dukungan Israel untuk penggulingan pemerintah juga ditunjukkan melalui penunjukan Abu al-Qasim Muhammad Bartam ke Dewan Kedaulatan Sudan, yang dikatakan sebagai salah satu pendukung paling menonjol di Sudan untuk normalisasi dengan Israel.
Pada Senin lalu, 12 anggota di pemerintahan Hamdok yang diberhentikan, termasuk al-Mahdi, mengumumkan pengunduran diri mereka, menolak untuk bekerja sama dengan para pemimpin kudeta. Hamdok diangkat kembali sebagai Perdana Menteri dalam kesepakatan yang dicapai dengan militer, yang juga melihat pembebasan lebih banyak pemimpin sipil.
Burhan mengumumkan keadaan darurat dan menggulingkan pemerintah pada 25 Oktober, dalam sebuah langkah yang mengubah transisi dua tahun ke pemerintahan sipil.
Tindakan ini memicu gelombang protes massal dengan lebih dari 40 orang tewas sejauh ini. []