Manusia dan Al-Qur’an
Kaum kafir yang menolak adanya Allah, berarti ada sifat Iblis dalam dirinya. Jiwanya kotor dan sombong. Makanya ketika orang kafiir diberikan ilmu oleh Allah, kebanyakan sombong dan tidak mau bersujud kepada Allah. Ia merasa ilmu itu hasill jerih payahnya sendiri. Persis seperti Qarun yang diberi karunia Allah harta, tapi tidak mengakui campur tangan Allah, sehingga dibenamkan ia dan hartanya ke dalam tanah. Kisah Qarun ini sangat perlu kita ambil hikmahnya.
قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَنْ هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ فِيْ زِيْنَتِهٖ ۗقَالَ الَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا يٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ اُوْتِيَ قَارُوْنُۙ اِنَّهٗ لَذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ وَقَالَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللّٰهِ خَيْرٌ لِّمَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ۚوَلَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الصّٰبِرُوْنَ فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ
“Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu bahwa sesungguhnya Allah telah membinasakan generasi sebelumnya yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Orang-orang yang durhaka itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. Maka, keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Andaikata kita mempunyai harta kekayaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! (Ketahuilah bahwa) pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Pahala yang besar) itu hanya diperoleh orang-orang yang sabar.” Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.” (QS. al Qashash 78-81)
Kisah Qarun ini mirip dengan kisah Iblis. Bila Iblis sombong karena bahan bakunya dari api, sedangkan Qarun sombong karena harta dan ilmu yang dimilikinya. Keduanya diabadikan kisahnya dalam Al-Qur’an agar kita mengambill pelajaran.
Sombong memang sifat yang berbahaya bagi manusia. Lihatlah kesombongan Amerika, karena merasa bisa mengatur dunia, maka semua nilai-nilai darinya diekspornya. Demokrasi liberal, kebebasan seksual, hak asasi manusia, kekuatan militer dan lain-lain. Seolah-olah negara yang tidak menganut prinsip dia akan menjadi negara yang terbelakang dan bodoh.
Begitu juga Israel. Karena sifat sombongnya menjadikan dia berlaku semena-mena kepada negara Palestina. Yahudi Israel merasa bangsa yang terpilih, manusia pilihan, maka ia berhak mengatur dunia. Merasa bahwa negaranya maju dan menguasai teknologi, berhak untuk mengambil alih tanah Palestina. Sifat sombongnya, bersekutu dengan Iblis, menjadikan hilang kepekaan hatinya dalam membunuh manusia. Hatinya berubah menjadi ‘hati drakula’ yang melihat banyak darah manusia makin bahagia.
Ketika sifat sombong (takabbur) muncul, maka itu seperti gelas yang tertutup atasnya. Sehingga berapapun air yang dialirkan ke gelas itu maka tertolak. Sebanyak apapun ilmu yang benar dialirkan ke kepalanya ia menggelengkan kepala.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. al Baqarah 34)
وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ
_”dan berlaku angkuhlah Fir’aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.” (QS. al Qashash 39)
قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۗ اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ
”(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kedua tangan-Ku (kekuasaan-Ku)? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah (memang) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?” (Iblis) berkata, “Aku lebih baik darinya, karena Engkau menciptakanku dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah.” (QS. Shaad 75-76)