Mardiana, Pejuang Qur’an dari Kampung Pemulung
Makassar (SI Online) – Ada yang menarik perhatian saat PPPA Daarul Qur’an Makassar mengunjungi salah satu lokasi penyaluran sembako untuk masyarakat yang terdampak krisis Covid-19 beberapa waktu lalu. Kala itu, sembako disalurkan ke perkampungan yang mayoritas warganya berprofesi sebagai pemulung.
Karena hampir seluruh warga merupakan pemulung, maka wilayah tersebut pun disebut sebagai kampung pemulung. Terlihat dari rumah-rumah yang kebanyakan semi permanen dengan juntaian kayu dan seng di bagian atapnya.
Memang kebanyakan kampung pemulung menggunakan rumah bedeng seperti itu karena tanah yang ditempati bukanlah tanah pribadi, melainkan dalam kepemilikan orang lain. Dari sejumlah rumah di kampung ini, ada satu rumah yang terlihat sangat kumuh namun digunakan sebagai tempat mengaji.
Rumah tersebut adalah milik Mardiana, seorang guru ngaji yang juga bekerja sebagai pemulung. Dibantu suaminya, Mardiana menyediakan fasilitas mengaji ala kadarnya sekaligus menjadi guru ngaji sukarela untuk anak-anak di sana.
Anaknya yang seorang mahasiswa juga membantu Mardiana dan suami untuk mengajar Al-Qur’an. Meski dengan berbagai keterbatasan, mereka tetap ikhlas dan semangat untuk terus mendakwahkan Al-Qur’an.
Ruangan kecil di salah satu sudut rumahnya pun disulap menjadi tempat mengaji untuk anak-anak di kampung pemulung tersebut. Peluh dan lelah setelah bergelut dengan barang-barang bekas seakan hilang setelah bertemu dan mengaji bersama mereka.
Bagi Mardiana dan keluarganya, dedikasinya menjadi guru ngaji adalah aset akhirat. Sehingga mereka percaya jika Allah belum memberikan balasan atas kebaikannya di dunia, maka di akhiratlah tempat terindah untuk menuai pahala tersebut.
Dalam pandangan Mardiana pun, berdakwah tak melulu harus mewah. Buktinya, di antara berbagai kekurangan yang mereka miliki namun tetap dapat berbagi ilmu dan pengetahuan agama.
Mengapreasi perjuangan dakwah Mardiana dan keluarganya, PPPA Daarul Qur’an Makassar memberikan bantuan berupa paket bingkisan, amanah dari para donatur. Paket bingkisan ini diberikan untuk para pejuang Qur’an yang terus mensyiarkan Al-Qur’an bahkan hingga pelosok Nusantara.
Tangis haru menyertai penyaluran kali ini, Mardiana yang tak kuasa menahan air matanya pun meluapkannya tangisannya. Baginya bingkisan tersebut bukan hanya sekedar bantuan semata, namun juga bentuk perhatian PPPA Daarul Qur’an kepada masyarakat pinggiran seperti dirinya.
“Alhamdulillah, Yaa Allah, alhamdulillaah,” ucapnya diikuti lantunan surat Al-Fatihah untuk para donatur dengan berlinang air mata.
Dalam doanya, ian mendoakan para donatur yang telah mengamanahkan sedekah dan zakatnya kepada PPPA Daarul Qur’an Makassar agar selamat dunia akhirat. Harapnya, di era yang menurutnya sulit untuk mencari nafkah ini, ada pertolongan Allah bagi orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang. Terlebih, untuk para guru ngaji sepertinya yang hidup di tengah kesulitan.
“Syukron jazakumullahu khair, para donatur dan sahabat Daqu semuanya, amanah bingkisan anda untuk para pejuang Qur’an telah disalurkan. Mudah-mudahan berkah, bermanfaat dan Allah berikan balasan yang berlipat ganda untuk para donatur semuanya. Insyaallah, Aamiin,” kata Kepala Cabang PPPA Daarul Qur’an Makassar, Andi Kurniawan.
red: farah abdillah