Mari Kita Bangun Peradaban Islam Terbaik di Indonesia

Sebenarnya mereka yang melawan dakwah Islam ini adalah melawan fitrah manusia. Dakwah itu adalah seruan ke jalan Allah. Seruan kembali ke jalan yang diridhai Yang Menciptakan Manusia. Dakwah adalah seperti arus air. Bagaimanapun dihalangi, ia akan mencari jalan untuk mengalir dan membasahi yang di sekitarnya.
Seperti pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) di masa Jokowi. Atau pelarangan gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Organisasi bisa dibubarkan, tapi ideologi tidak bisa. Ideologi akan terus bersemayam di kalangan penganutnya. Ideologi yang besar akan mengalahkan ideologi yang kecil. Ideologi yang kuat akan mengalahkan ideologi yang lemah. Maka jangan heran Islam mewarnai tanah air hampir 100 persen ‘di abad 12-13’ karena Islam adalah ideologi yang kuat. Ideologi ini menghancurkan agama Budha, Hindu dll yang lemah.
Penjajah Belanda dan Portugis yang mencoba mengkristenkan atau meng-katolik-kan rakyat Indonesia juga gagal total. Ideologi Kristen dan Katolik juga ideologi yang lemah. Untuk mengetahui kuat dan lemahnya ideologi, maka dua ideologi itu harus dibenturkan, diperdebatkan dasar-dasar dan akar filosofisnya. Dalam perbandingan agama harus diadu kitab suci dan nabinya.
Dua saat ini adalah seperti desa kecil (small village). Dengan adanya jaringan internet di seluruh dunia, maka kejadian di Depok malam ini bisa diketahui sebagaimana kejadian di London dan New York.
Ideologi nasionalisme dengan adanya internet ini, terlihat usang. Ideologi internasionalisme menjadi anutan. Gerakan-gerakan Islam internasional, seperti Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin menjadi dambaan jutaan kaum muda Muslim dan intelektual di seluruh dunia. Gerakan-gerakan itu menggantikan gerakan-gerakan Islam nasional seperti Muhammadiyah dan NU. Mereka lebih militan, dinamis dan solid.
Maka cita-cita Khilafah Islamiyah, seperti yang dicitakan pendiri Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslimin bukanlah cita-cita yang utopis. Cita-cita itu justru kini terlihat aktual dan diperlukan. Dunia kini perlu disatukan dalam sebuah koordinasi. ‘PBB Islam’ menggantikan ‘PBB sekuler’ yang dikomandani Yahudi dan Nasrani.
Tentu pembentukan Khilafah ini tidak mudah. Ia hanya bisa didirikan bila Islam telah mewarnai Timur dan Barat. Ia bisa didirikan bila pemimpin-pemimpin Amerika, Eropa, Australia, Rusia, China dll menjadi Muslim. Mungkinkah itu terjadi? Mungkin.
Rasulullah saw berpesan bahwa di zaman akhir nanti (kini) Islam akan mewarnai Timur dan Barat. Cahaya Islam akan masuk ke tiap-tiap rumah di Timur dan Barat. Prediksi Rasulullah ini bukan prediksi manusia biasa. Prediksi Rasulullah adalah wahyu dari Allah. Yakni sesuatu itu pasti akan terjadi. Karena waktu bagi Allah sama saja, dulu kini dan esok. Kita makhluk yang berbeda dalam menilai waktu. Kita tidak pernah tahu pasti apa yang terjadi esok hari. Kita hanya tahu yang sudah kita lewati.
Rasulullah pernah memprediksi bahwa Islam akan menaklukkan Persia dan Romawi. Persia dan Romawi akhirnya ditaklukkan. Rasul pernah memprediksi Konstantinopel akan jatuh ke kaum Muslimin, akhirnya Konstatinopel jatuh ke tangan kaum Muslimin dan seterusnya.
Jadi tinggal menghitung hari Khilafah Islamiyah ala Minhaji Nubuwwah akan berdiri di dunia. Dan ibu kotanya kemungkinan besar di tanah air. Kapan itu? Perubahan politik itu bisa dirasakan dengan intuisi. Dan ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang ahli politik. Orang awam biasanya melihat yang nampak. Orang cendekia melihat yang tidak nampak. Wallahu azizun hakim. Wallahu alimun hakim.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An Nur 55)
Nuim Hidayat Dachli, Direktur Forum Studi Sosial Politik.