Mas Hamid
Perkenalan saya dengannya sekitar tahun 2003. Ketika itu ada acara di Malaysia. Kebetulan saya diundang salah seorang ulama sana yang bernama Cik Gumi.
Waktu itu ada rencana membuat majalah Islamia. Yang mengusulkan nama Islamia mas Hamid. Disebut majalah, bukan jurnal karena agar lebih kental nama Islamnya.
Islamia adalah tempat teman-teman mahasiswa ISTAC mencurahkan gagasannya. Saat itu lagi ramai ramainya Jaringan Islam Liberal melebarkan sayapnya
Islamia dibentuk bukan untuk melawan JIL. Karena bagi kelompok ISTAC, JIL hanyalah pedagang eceran. Islamia dibentuk untuk melawan pemikiran pemikiran yang merusak Islam. Terutama yang datang dari orientalis dan agen-agennya di sini
Karena mas Hamid dkk berada di Malaysia, maka saya diserahi sebagai Redaktur Pelaksananya. Yang menerbitkan majalah Islamia waktu itu adalah penerbit Khairul Bayan yang dimiliki Pak Edi Setiawan.
Karena posisi sebagai Redpel, saya jadi sering kontak dengan mas Hamid, panggilan akrab Prof Hamid Fahmy Zarkasyi.
Seluruh naskah majalah Islamia diemail ke saya untuk diedit dulu sebelum diterbitkan. Jadilah kepala saya pening harus mengedit tulisan tulisan ilmiah yang panjang itu. Bahkan kadang saya diamanahi untuk memotong tulisan yang terlalu panjang atau yang kacau bahasanya.
Alhamdulillah sampai empat terbitan pertama, saya tongkrongi Islamia. Dan respon pembaca sangat bagus. Dicetak sekitar 3000, saat itu Islamia cepat habis.
Islamia saat itu terbit tiga bulan sekali dan dinanti-nantikan pembaca. Baik di Malaysia maupun di Indonesia. Desainer yang bernama Toto mendapat pujian karena mendesain Islamia dengan wajah klasik dan berbobot.
Karena sering email-emailan, hubungan saya dengan mas Hamid jadi akrab. Bahkan sampai sekarang.
Sayang di edisi kelima, saya udah tidak pegang Islamia lagi. Karena harus memegang penerbitan Gema Insani. Saat saya pegang, GIP banyak menerbitkan buku buku yang ditulis teman teman INSISTS.