Masjid Al Aqsa Tutup Akibat Wabah, Ramadhan Menyedihkan di Palestina
“Keputusan semacam itu pertama dalam 1.400 tahun, ini sulit dan ini melukai hati kami,” ungkap Direktur Masjid Al Aqsa, Syekh Omar Al Kiswani.
Di Gaza, dengan belum adanya kasus corona yang dikonfirmasi di luar pusat karantina, Hamas menyatakan lockdown penuh belum diperlukan.
Para pembeli masih datang ke pasar dan toko yang menjual kurma, keju, acar, kacang dan cemilan lain yang biasa dinikmati selama Ramadhan.
Namun banyak keluarga yang menghemat uang untuk mengantisipasi wabah. Banyak pengunjung pasar yang hanya datang untuk melihat-lihat tanpa membeli.
“Orang akan sangat khawatir untuk saling mengunjungi karena krisis virus corona,” kata pemilik restoran Anas Qaterji.
“Orang datang ke pasar untuk menghabiskan waktu, mereka menghibur diri setelah cafe-cafe tutup. Tak ada yang membeli,” kata Sameh Abu Shaban, 57, pemilik toko yang menjual kurma dan manisan.
Di Tepi Barat, Otoritas Palestina mendeklarasikan status darurat, namun lockdown penuh telah dilonggarkan agar bisnis kembali beroperasi sebagian. Pendapatan bisnis pun diperkirakan turun 50% akibat wabah corona.
“Ini Ramadan sedih. Biasanya toko-toko akan penuh dengan banyak orang. Masjid-masjid sudah tutup, yang akan merusak suasana Ramadhan,” ungkap Maher al Kurdi, pemilik supermarket di Hebron.
sumber: sindonews.com