#Selamatkan Al-AqshaINTERNASIONAL

Masjid Al-Aqsha Diserbu 27 Kali dalam Sebulan, Azan Dilarang 51 Kali di Masjid Ibrahimi

Al-Quds (SI Online) – Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina melaporkan bahwa sepanjang bulan Juli 2025, Masjid Al-Aqsha di Yerusalem mengalami 27 kali penyerbuan oleh pemukim ekstremis Yahudi, sementara azan dilarang dikumandangkan di Masjid Ibrahimi, Hebron sebanyak 51 kali oleh otoritas pendudukan Israel.

Dilansir Pusat Informasi Palestina, Senin (4/8) kementerian tersebut mengungkapkan bahwa Menteri Keamanan Nasional Israel yang dikenal ekstremis, Itamar Ben-Gvir, mengeluarkan instruksi resmi kepada polisi pendudukan untuk mengizinkan pemukim Yahudi menari dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan di seluruh area Masjid Al-Aqsha, tidak terbatas hanya di bagian timur.

Pelanggaran Terang-Terangan di Tempat Suci

Kementerian Wakaf mencatat bahwa pemukim dengan pengawalan ketat polisi Israel melantunkan doa-doa Talmud dan lagu-lagu keras di dalam kompleks Masjid Al-Aqsha, suatu tindakan yang dipandang sebagai bentuk penodaan terhadap kesucian tempat ibadah umat Islam.

Dalam salah satu kejadian, sebuah band Zionis memainkan lagu religius nasionalis berjudul “Jika Aku Melupakanmu, Wahai Yerusalem” di dekat Bab al-Rahma, bagian penting dari Al-Aqsa. Lagu tersebut secara eksplisit menyerukan pembangunan kembali Bait Suci, yang oleh banyak pihak dipandang sebagai simbol upaya yahudisasi dan penghilangan identitas Islam dari Al-Aqsha.

Masjid Ibrahimi Dibungkam, Azan Dihalangi Puluhan Kali

Di tempat suci lainnya, Masjid Ibrahimi di Hebron, otoritas pendudukan dilaporkan melarang azan sebanyak 51 kali selama Juli. Kementerian menyebut bahwa muazin sengaja dihalangi masuk, serta gerbang dan jendela timur masjid telah ditutup paksa selama lebih dari delapan bulan. Ini merupakan bagian dari kebijakan sistematis Israel yang bertujuan menghapus simbol-simbol keislaman dan menguasai penuh situs-situs suci.

Kementerian menegaskan bahwa pelanggaran terhadap kedua masjid suci ini merupakan bagian dari strategi kolonial untuk menghapus identitas Palestina dan memaksakan kedaulatan Israel atas wilayah-wilayah pendudukan, terutama di Yerusalem dan Hebron.

Seruan untuk Melindungi Tempat Suci dan Bertahan di Masjid

Menanggapi situasi tersebut, Kementerian Wakaf mendesak komunitas internasional dan lembaga-lembaga hak asasi manusia untuk segera turun tangan melindungi tempat-tempat suci umat Islam. Mereka juga menyerukan kepada rakyat Palestina agar senantiasa hadir dan melaksanakan ibadah di Masjid Al-Aqsha dan Masjid Ibrahimi, sebagai bentuk perlawanan spiritual dan eksistensial terhadap pendudukan.

Serbuan Massal pada Hari Peringatan Yahudi

Laporan ini diterbitkan bertepatan dengan serbuan besar-besaran pemukim ke Masjid Al-Aqsha dalam rangka peringatan yang mereka sebut sebagai “Hari Berkabung atas Penghancuran Bait Suci”, bertepatan dengan peringatan Perang Enam Hari 1948. Dalam momen itu, sebanyak 3.023 pemukim Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha pada pagi hari, didampingi beberapa menteri dan anggota parlemen Israel (Knesset).

Rekaman video yang beredar memperlihatkan pelaksanaan ritual keagamaan Yahudi di dalam area masjid, termasuk “Berkah Imam” yang dilakukan di beberapa titik, melampaui batas wilayah timur yang sebelumnya ditentukan. Sementara itu, polisi pendudukan menutup akses masuk bagi jamaah Muslim demi mengamankan penyerbuan tersebut.

Kesimpulan: Eskalasi Sistematis dan Bungkamnya Dunia

Apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsha dan Masjid Ibrahimi bukan hanya bentuk provokasi agama, tetapi juga bagian dari strategi panjang untuk merampas ruang ibadah umat Islam di bawah diamnya dunia internasional. Identitas spiritual dan kebebasan beragama rakyat Palestina terus-menerus berada di ujung tanduk, sementara penjajahan budaya dan religius terus dipaksakan dengan cara-cara yang sistematis dan kejam.

sumber: infopalestina

Artikel Terkait

Back to top button