Mau Kemana Ekonomi Kita?
Ya begitulah buruknya sistem ekonomi kita. Belum nanti kita lihat sistem riba yang jelas-jelas diharamkan dalam Islam, masih terus dijalankan. Bagaimana mau dapat keberkahan dari Allah bila ekonomi dibangun dengan sistem yang menentang Allah dan RasulNya?
Sistem riba tidak akan membuat negeri itu makmur. Karena ia menguntungkan sebagian dan merugikan kepada yang lain.
Selain riba, sistem pajak juga membuat rakyat tercekik. Bermacam-macam pajak dibebankan kepada rakyat, termasuk rakyat miskin. Harusnya pajak hanya untuk orang kaya.
Maka bila kita menengok sistem ekonomi Islam, maka tiangnya bukan pajak dan riba. Tapi sedekah, zakat dan wakaf. Bila pajak dan riba sifatnya memaksa, maka sedekah, zakat dan wakaf kaum Muslim dengan sukarela atau ikhlas memberikannya.
Mereka dengan senang hati memberikan hartanya kepada masyarakat atau negara, karena yakin hartanya itu akan dikelola dengan benar. Para pejabat yang menyelewengkan harta negara akan dihukum dengan keras.
Pembangunan ekonomi yang ngawur itu seperti pembangunan kota yang ngawur. Teringat kita lagu Iwan Fals tentang Jakarta:
Langkahmu cepat
Seperti terburu
Berlomba dengan waktu
Apa yang kau cari
Belumkah kau dapat
Diangkuh gedung gedung tinggi
Riuh pesta pora
Sahabat sejati
Yang hampir selalu saja ada
Isyaratkan
Enyahlah pribadi
Lari kota Jakarta
Lupa kaki yang luka
Mengejek langkah kura-kura
Ingin sesuatu tak ingat bebanmu
Atau itu ulahmu kota
Ramaikan mimpi indah penghuni
Jangan kau paksakan untuk berlari
Angkuhmu tak peduli
Luka di kaki
Jangan kau paksakan
Untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki
Belum terobati
Berkacalah Jakarta
Nuim Hidayat, Direktur Akademi Dakwah Indonesia, Depok.