AKIDAH

Memahami Hakikat Tawakal

Dunia yang renta terus memunculkan berbagai penyakit baru baik fisik maupun psikis. Terkhusus penyakit psikis/mental semakin naik daun.

Ramai pembahasan terkait hal tersebut seiiring bermunculan banyak kasus yang terjadi di kalangan usia produktif. Medis mengakui penyakit ini sebenarnya bermula dari pemikiran. Sampai sekarang dunia medis masih mengupayakan penanganan dan pengobatannya.

Islam dengan akidah dan syariat yang sempurna telah menyediakan obat mujarab bagi penyakit psikis/mental. Salah satu obat tersebut adalah tawakkal, lantaran tawakkal mampu menjadikan muslim menjalani manis, asin, asam dan pahit kehidupan dengan tuma’ninah (ketenangan). Mengapa demikian?

Tawakkal berasal dari bahasa arab yaitu التَوَكُّلُ dengan akar kata وَكَلَ yang artinya mempercayakan, menyerahkan atau mewakilkan. Dalam Al-Qur’an terdapat 70 ayat yang memuat lafadz tawakkal. Pun sama bertaburan hadits juga memuat lafadz tawakkal. Ini menunjukkan bahwa tawakkal memiliki makna khusus dan penting dalam khazanah tsaqafah Islam.

Tawakkal merupakan kejujuran diri untuk bersandar pada Allah semata. Karena kesadaran dirinya makhluk yang lemah serta terbatas akal dan fisiknya. Kesadaran dirinya membutuhkan Allah Yang Maha Kuat dan Maha Pengatur dalam kehidupannya. Tawakkal termasuk amalan hati berupa keyakinan, pengharapan, ketergantungan hanya pada Allah terkait kehidupan dunia maupun akhirat.

Ada yang berpendapat tawakkal bermakna pasrah berserah diri pada Allah tanpa perlu ikhtiar. Dengan landasan pemahaman bahwa Allah lah yang menciptakan perbuatan manusia. Artinya manusia dipaksa Allah dalam kehidupannya bak wayang yang dimainkan oleh sang dalang.

Ada juga yang berpendapat bahwa tawakkal berserah diri pada Allah setelah berikhtiar semaksimal mungkin. Dengan landasan pemahaman bahwa ikhtiar dirinya lah yang mempengaruhi hasil dan akan diminta pertanggungjawaban di sisi Allah. Lantas pendapat manakah yang benar?

Untuk menjawab ini, perlu merujuk pada ayat al Quran dan hadits yang mengandung lafadz tawakkal. Allah SWT berfirman:

إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَـؤُلاء دِينُهُمْ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ فَإِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mu’min) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfal ayat 49).

Ummu Salamah ra menyampaikan bahwa Rasulullah Saw ketika hendak keluar rumah berdoa:

بِسْمِ اللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نَزِلَّ، أَوْ نَضِلَّ، أَوْ نَظْلِمَ ، أَوْ نُظْلَمَ، أَوْ نَجْهَلَ، أَوْ يُجْهَلَ عَلَيْنَا

“Dengan menyebut nama Allah aku betawakkal kepada Allah, Ya Allah kami berlindung diri kepadaMu dari kami tergelincir atau kami tersesat, atau kami mendzlaimi, atau kami didzalimi oleh orang lain, atau kami berbuat kebodohan atau kami dibodohi.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button