AKIDAH

Memahami Hakikat Tawakal

Surat Al Anfal ayat 49 menjelaskan sebelum perang Badar, orang-orang munafik menuduh Rasululullah Saw dan shahabatnya tertipu agama. Karena berani maju berperang padahal jumlah pasukan dan persenjataan muslim lebih sedikit dibandingkan kafir Quraisy.

Lalu Allah menegaskan Rasulullah Saw untuk bertawakkal padaNya karena hanya Allah lah yang menolong hambaNya.

Doa sebelum keluar rumah dalam hadits menunjukkan bahwa Rasulullah Saw bertawakkal sebelum melakukan aktivitas di luar rumah. Dapat dipahami dari ayat dan hadits mulia di atas, perintah bertawakkal pada Allah dilakukan sebelum beramal/berikhtiar.

Dalam ayat Al-Qur’an lain Allah SWT berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَنْ شَاءَ أَنْ يَتَّخِذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا

Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Katakanlah, “Aku tidak meminta imbalan apa pun dari kamu dalam menyampaikan (risalah) itu, melainkan (mengharapkan agar) orang-orang mau mengambil jalan kepada Tuhannya”. Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya, (QS. Al Furqan ayat 56-58).

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu. (QS. At Thalaq ayat 3)

Surat Al Furqan ayat 56-58 menjelaskan perilaku orang-orang musyrik yang menolak dakwah Rasulullah Saw. Padahal Rasulullah Saw sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan bagi mereka, yang ikhlas tak meminta imbalan apapun. Lalu Allah menegaskan Rasulullah Saw untuk bertawakkal padaNya dalam menjalani amal dakwah.

Asbabun nuzul dari Surat At Thalaq ayat 3 yaitu seorang shahabat yang fakir dan banyak anak. Beliau mengadu pada Rasulullah Saw terkait anaknya yang ditawan musuh dan masalah ekonominya. Lalu turun ayat ini yang menegaskan perintah bertawakal pada Allah dalam menghadapi masalah. Dapat dipahami dari kedua ayat ini, perintah bertawakkal pada Allah dilakukan saat beramal/berikhtiar atau menghadapi masalah.

Dalam ayat Al-Qur’an lain Allah SWT berfirman:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali ‘Imran ayat 159)

Surat Ali ‘Imran ayat 159 turun setelah kekalahan kaum muslim dalam perang Uhud. Penyebabnya yaitu kelalaian pasukan pemanah yang tak mendengar perintah Rasulullah Saw. Allah meminta Rasulullah Saw untuk bersabar, memaafkan pasukan pemanah dan bermusyawarah dengan mereka. Setelah amal-amal tersebut dilakukan dengan membulatkan tekad, Allah memerintahkan Rasulullah Saw untuk bertawakal padaNya. Dapat dipahami dari ayat ini, perintah bertawakkal pada Allah dilakukan setelah beramal/berikhtiar.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button