NUIM HIDAYAT

Memang Kita Sudah Merdeka?

Pemimpin yang tidak memperdulikan agama, maka ia akan menuruti hawa nafsunya. Ia akan memperkaya keluarga, partai dan orang-orang terdekatnya. Rakyat yang jauh dari pandangan matanya, hanya mendapat sembako atau makan bergizi gratis.

Kita bisa melihat dalam proses pemilu 2024 yang lalu. Bagaimana pemimpin yang peduli terhadap agama, dikalahkan dengan curang dalam pemilu. Para pejabat negara dan konglomerat hitam ramai-ramai menjegalnya dengan guyuran bansos (triliunan) di berbagai daerah. Mereka berprinsip, yang penting menang meski curang.

Memang di negeri ini selalu bertarung antara nasionalisme Islam dan nasionalisme sekuler. Hanya BJ Habibie yang dari nasionalisme Islam, berhasil membuat bangsa ini menuju keadilan dan kemakmuran. Presiden-presiden lain, dari Soekarno hingga Jokowi-Prabowo adalah orang-orang yang berfaham nasionalisme sekuler. Mereka gagal memakmurkan bangsa ini.

Para pemimpin itu masih takjub dengan bangunan-bangunan megah di Amerika dan China. Mereka lupa bahwa membangun bangsa, bukan membangun gedung atau sarana dan prasarana. Membangun bangsa yang terpenting adalah membangun manusianya. Bagaimana mengupayakan dengan sungguh-sungguh agar manusia-manusia di bangsa itu menjadi cerdas, shalih, kreatif dan berakhlak mulia. Bila pembangunan manusianya berhasil, maka sarana-sarana fisik lainnya akan terbangun dengan sendirinya.

Bangsa Amerika tidak bisa ditiru. Karena bangsa ini para pemimpinnya berakhlak buruk. Bagaimana para pemimpinnya terus mendukung Israel yang kini membunuh lebih dari 62.000 orang Muslim Palestina. Bangsa China juga tidak bisa ditiru. Karena bangsa ini meniadakan Tuhan dan punya ‘budaya yang buruk’ (dalam film-film China tergambar bagaimana mereka terbiasa dengan pelacuran, judi dan minuman keras).

Prabowo harusnya sadar bahwa bangsa ini bisa menjadi bangsa besar untuk bersaing dengan Chinadan Amerika. Tapi nampaknya ia terlalu tua untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Bangsa ini harus memilih pemimpin yang lebih muda untuk membawa bangsa ini menjadi teladan bagi dunia. Sayang Prabowo dan Partai Gerindra masih terus ingin memimpin Indonesia lagi 2029-2034.

Bila Prabowo maju lagi tahun 2029 nanti, bangsa ini nampaknya terus akan menjadi bangsa yang setengah merdeka. Bukan bangsa yang 100 persen merdeka. Prabowo harusnya tahu diri dan menyerahkan kepemimpinan nanti kepada yang lebih muda, yang lebih enerjik dan tahu isi hati mayoritas bangsa Indonesia. Allahu Akbar, merdeka. Wallahu azizun hakim. []

Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button