SAKINAH

Membangun Keluarga Bahagia Cara Islam

Firman Allah, “Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum kerabat, harta benda yang kalian miliki, dan perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, itu lebih kalian cintai dari pada Allah, Rasul dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. At-Taubah 24).

Keshalihan dan kedekatan seseorang kepada Allah SWT akan mempengaruhi besarnya cinta suami istri. Jika Allah telah mencintai kita, maka kita akan dicintai segenap makhluk dengan ijin-Nya. Kadar cinta suamiistri tergantung dengan kualitas ibadah dan keimanan pasangannya. Cinta yang tidak dibangun di atas pondasi mahabatullah, hanya akan menjerumuskan ke dasar jurang kelalaian dan kenistaan.

Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki hak atas dirimu yang harus engkau tunaikan, dirimu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, dan keluargamu memiliki hak atas dirimu yang harus engkau tunaikan. Maka tunaikanlah hak-hak masing-masing dari semua itu.” (HR. Bukhari).

Tips Membangun Keluarga Bahagia

Jadikan rumah tangga sebagai markas pengkaderan generasi akan datang. Suami menghidupkan semangat memahami agama, sehingga istri -anak semakin cinta kepada agama, Allah dan rasul- Nya. Cinta inilah yang akan menghidupkan cahaya hati anggota keluarga, sehingga perbuatannya sesuai syariat Allah SWT.

Saling memberikan nasehat dalam kebenaran dan kesabaran, pujian, perhatian, hadiah, do’a. Tumbuhkan sikap percaya diri yang tumbuh dari iman kepada Allah, kasih sayang, kemesraan dan saling menghormati antar anggota keluarga dalam suasana tauhid. Orangtua menjadi pendengar yang bijak dari curahan hati anak-anak. Orangtua bersikap terbuka dalam menerima kritikan anak.

Berkomunikasilah antaranggota keluarga dengan lembut dan mengutamakan musyawarah dalam amar ma’ruf nahi munkar. Komunikasi bisa berbentuk lisan atau bukan lisan (tingkah laku, mimik muka, tulisan, gerakan anggota badan dan penampilan anggota keluarga). Komunikasi dalam keluarga akan senantiasa terpelihara selama komunikasi dengan Allah pun tetap terjaga.

Ucapkanlah salam setiap keluar dan masuk rumah. Berkatalah dengan ucapan yang thayyibah (baik), karena menjadi teladan bagi anak. Hindari pertengkaran antara suami istri di hadapan anak-anak, karena bisa merusak jiwa mereka.

Berlaku adillah dalam melayani anak-anak supaya terhindar perasaan dengki, iri hati dan dendam. Anak-anak yang lebih kecil rnenghormati kakaknya. Kakak harus menolong adik. Tanamkan sikap ini pada anak, sehingga tidak ada permusuhan dalam keluarga dan mereka saling menyayangi.

Berikan teladan kepada anak, bukan celaan dan kekerasan. Berikan sikap terbaik, karena bagaimana sikap kita terhadap anak, begitu pulalah mereka akan bersikap kepada kita.

Wahai istri, berterima kasihlah atas kebaikan suami, dengan senyuman manis, atau kata-kata cinta, atau maafkan kesalahan dan kekurangannya. Rasulullah bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya”.

Nabi Saw juga bersabda: “Wahai sekalian wanita bersedekahlah karena aku melihat mayoritas penduduk neraka adalah kalian”. Maka mereka berkata: “Ya Rasulullah kenapa demikian?” Beliau menjawab: “Karena kalian banyak melaknat dan mengkufuri kebaikan suami”.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button