Mempersatukan Umat (1)
Oleh: Mohammad Natsir
Pengantar Redaksi SUARAISLAM.ID: Topik tentang persatuan atau ukhuwah adalah topik yang selalu menarik di tengah-tengah kondisi umat yang terserang penyakit berpecah-belah (tafaruq). Pendiri Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) yang pada era 1950-an menjadi Ketua Umum Partai Masjumi dan Perdana Menteri Indonesia, Mohammad Natsir, pada sekitar 1966 menulis buku kecil dengan judul “Mempersatukan Ummat”. Buku itu oleh Ketua Lembaga Studi Islam Bandung, H. Endang Saifuddin Anshari, pada 1983 diterbitkan kembali dengan pertimbangan karena “masalahnya tetap up to date sampai dewasa ini.” Dengan pertimbangan itu pula Suara Islam Online menerbitkan kembali secara berseri, dengan sedikit melakukan pengeditan penulisan kata. []
Iman sebagai Dasar Persatuan
Umum merasa, bahwa umat Islam tua muda sekarang tidak ada persatuannya, dengan kata lain, bisa disebutkan “pecah-belah”.
Dan umum merasakan keperluan umat Islam harus “bersatu”, dalam menghadapi persoalan-persoalan, baik persoalan-persoalan duniawi maupun ukhrawi, sekurang- kurangnya dalam persoalan duniawi ini.
Hasrat semacam ini adalah wajar. Dan persatuan umat Islam, sesuai dengan ajaran-ajaran agama kita. Firman Ilahi:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat 10).
Terus menerus ditablighkan dan dikhotbahkan; dan selalu dijadikan hujjah dan pembicaraan-pembicaraan di kalangan umat Islam, supaya umat Islam bersatu. Tetapi persatuan yang diidam-idamkan itu tidak kunjung tercapai.
Di bidang duniawi (politik-sosial) masih tetap saja ada bermacam-macam partai politik dan ormas-ormas. Dalam menghadapi soal negara belum juga kelihatan kesatuan sikap dan tindakan. Malah tampaknya saling “sikut-menyikut”.
Kalangan generasi muda Islam seringkali menyatakan penyesalannya terhadap generasi tua Islam: “Kenapa orang-orang tua kita itu tidak mau bersatu saja.”
Dalam pada itu bila kita memperhatikan keadaan di lingkungan generasi muda Islam sendiri, keadaannya boleh dikatakan sama saja, walaupun belum begitu parah. Ini harus kita akui. Jadi soal persatuan umat Islam ini, mengenai seluruh tubuh umat Islam, tua dan muda.
Maka timbul pertanyaan:
a. Kenapa jadi begitu?
b. Dan kalau kita menginginkan persatuan umat Islam, apa yang harus kita usahakan?
Pertanyaan yang pertama perlu kita jawab terlebih dahulu, agar dapat menjawab pertanyaan yang kedua. Kenapa umat Islam belum dapat bersatu? Padahal mereka semua tahu bahwa ajaran Islam menghendaki yang demikian itu. Pertanyaan ini bisa dijawab dengan ringkas. Yaitu: Pada umumnya kita umat Islam di Indonesia ini, tua muda adalah muslimin. Sedangkan golongan yang dijamin persatuannya bukan golongan muslimin.