Mempersatukan Umat (4)
Organisasi-organisasi lslam ini bukan tujuan, tetapi alat. Tetapi alat itu perlu! Yang perlu dijaga, dan di mana perlu diperbaiki, ialah “nawaitu” para pemimpin dan anggota-anggota organisasi Islam tetap bersih. Wijhah mereka tetap: keridhaan llahi semata-mata. Dan mutu ibadah, muamalah dan akhlak mereka bertambah tinggi, jangan sampai merosot di tengah jalan. Agar terbangunlah satu rumah seperti yang dilukiskan oleh Al-Qur’an:
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗوَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ
“Muhammad itu Rasul Allah, dan orang-orang yang besertanya, keras terhadap orang-orang kafir, dan berkasih-sayang di antara mereka (sama-sama seiman), engkau ihat mereka ruku’, sujud mencari kurnia dan keridhaan Allah; pada wajah mereka terbayang tanda-tanda orang beribadah-sujud…” (QS. Al-Fath: 29).
Umat yang demikian itu yang tidak ditegakkan secara dadakan, tetapi dengan melalui proses didikan, latihan, ujian, lahir dan batin, setaraf demi setaraf.
Firman Allah menggambarkan:
كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗوَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ
“…Ibarat tanaman yang mengeluarkan tunasnya, lalu la teguhkan dia, maka ia gemuk dan tegap berdiri atas pangkalnya, menggembirakan penanamnya; ialah karena la hendak menjengkelkan kaum kafir itu dengan (kesuburan) mereka (yang mukmin). Allah janjikan mereka yang beriman dan beramal saleh dari mereka, keampunan darn ganjaran yang besar.” (QS. Al-Fath 29).
Menebar benih, menanam, memupuk, bersiang, melindungi dari gangguan kedinginan atau kepanasan, itulah tugas organisasi dan para pemimpinnya. [SELESAI]
Sumber: M. Natsir. Mempersatukan Ummat, Jakarta: CV Samudera, 1983.