Memuliakan Ibu dengan Syariah
Dalam Islam, peran utama muslimah adalah sebagai ummun wa rabbatul bait (ibu dan pengelola rumah suaminya). Ibu adalah pendidik pertama dan utama. Ini adalah sebuah peran yang sangat mulia. Di tangannyalah terletak bagaimana generasi muda islam dicetak dan dibina sesuai syariat. Islam sangat menghormati kedudukan seorang ibu. Kehormatan seorang ibu benar-benar dijaga dengan baik. Dijamin pendidikannya, kebutuhannya, bahkan kebahagiaannya agar kewajiban yang ada di pundaknya dapat terwujud sempurna. Penjagaan dan penjaminan yang baik bagi ibu, akan melahirkan generasi-generasi cemerlang. Generasi kuat, cerdas, beriman, dan bertakwa yang akan mengukir peradaban agung. Peradaban yang memancarkan cahaya kemuliaan ke seluruh penjuru bumi.
Islam tidak memberikan beban bagi ibu untuk bekerja mencari nafkah. Tugas ayahlah yang menafkahi keluarganya. Jika ayah tiada, maka nafkah ibu dan anak-anaknya ditanggung oleh keluarganya yang laki-laki atau saudara laki-lakinya yang mampu. Jika tidak ada yang mampu dari kalangan keluarga dan saudaranya, maka Negara yang wajib memenuhi kebutuhan ibu dan anak-anaknya. Sehingga ibu bisa fokus dengan tugasnya sebagai pencetak generasi muslim yang gemilang sesuai tunutunan syariat. Ibu tidak akan dibiarkan sendirian menanggung segala kebutuhan keluarganya. Tidak perlu keluar rumah untuk bekerja membanting tulang siang dan malam agar keluarganya tetap bisa hidup. Bahkan sampai meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu atau melanggar ketentuan syariat.
Dalam menjalankan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga inilah banyak sekali reward yang diterima ibu. Dalam setiap aktivitasnya melayani keluarga ada pahala disitu. Ketika ibu mencuci pakaian suami dan anak-anaknya, ketika memasakkan makanan, ketika membersihkan rumahnya, ketika menyetrikan pakaian mereka, ketika menemani anak-anaknya belajar, ketika bangun di tengah malam menyusui anaknya, ketika menjaga kehormatan dan harta keluarganya, semua aktivitas itu berpahala baginya. Banyak sekali aktivitas yang nampaknya sepele dan kecil namun menjadi ladang pahala ibu. Itulah penghargaan Islam kepada para ibu.
Pun ketika dalam menjalankan peran keibuannya, Islam mewajibkan laki-laki/ayah untuk memperlakukan dengan sebaik-baiknya. Menjaga kehormatannya. Tidak berlaku atau berkata kasar. Apalagi dengan kekerasan. Islam sangat melarang adanya kekerasan domestik dan penganiayaan terhadap seorang ibu.
Meski tidak wajib mencari nafkah, namun ibu masih boleh bekerja selama mendapatkan ijin dari suaminya dan tidak melalaikan kewajiban utamanya. Dan dalam bekerja itupun tetap dalam koridor syariah. Ketika keluar rumah harus menutup aurat, tidak berkhalwat, tidak tabarruj, menjaga pandangan dan misalkan bepergian sehari-semalam harus ditemani mahramnya. Selain itu juga tidak boleh melakukan pekerjaan yang dilarang oleh syariat seperti yang berkaitan dengan riba, khamr, narkoba, penipuan dan yang melanggar tuntunan Islam lainnya. Termasuk juga pekerjaan yang mengeksploitasi keperempuanan seperti, bintang film, model iklan, penyanyi, penari dan yang sejenisnya.
Seorang ibu boleh bekerja dan mengembangkan potensi dirinya untuk umat. Menjadi guru, dokter, perawat, arsitek, insinyur, penulis, petani adalah contoh pekerjaan yang bisa ditekuni ibu. Ibu juga berhak ikut serta dalam melakukan pekerjaan di bidang perdagangan, pertanian, industri, melakukan akad-akad muamalah serta memiliki dan mengembangkan segala jenis kepemilikan. Semua aktivitas pekerjaan itu boleh dilakukan selama masih dalam tuntunan syariat.
Selain itu juga ibu memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagaimana kaum laki-laki dalam pendidikan. Ia berhak mendapatkan pendidikan sebagaimana wajib baginya menuntut ilmu. Yang mana dengan ilmu itu akan sangat membantunya dalam menjalankan perannya sebagai pendidik dan pencetak generasi masa depan yang gemilang. Memberi kontribusi pada umat dengan ilmu yang dimiliki. Menghasilkan karya yang membawa kebaikan pada kehidupan umat dan Islam. Mengokohkan peradaban Islam yang tidak hanya maju tetapi juga mampu meningkatkan ketakwaan pada sang Illahi.