Menanti Keputusan Pusat, MUI Provinsi se-Indonesia Sudah Siap Masiroh Kubro
Jakarta (SI Online) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta KH Munahar Muchtar menjelaskan bahwa fenomena saat ini sesuai dengan yang telah digambarkan oleh Nabi Muhammad Saw dalam hadisnya.
Hadis tersebut berbunyi, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu, pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah dianggap berdusta. Pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dipandang sebagai pengkhianat. Pada saat itu ruwaibidhah berbicara.” Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang dimaksud dengan ruwaibidhah?” Nabi SAW menjawab, “Orang bodoh yang ikut campur dalam urusan masyarakat luas” (HR Ibnu Majah).
Menurut Kiai Munahar, Ruwaibidhah juga berarti seorang bodoh yang mengurusi urusan umat. “Pemimpin-pemimpin yang bodoh itu juga disebut Ruwaibidhah, suatu daerah akan hancur jika dipimpin oleh orang bodoh,” jelasnya dalam sebuah webinar pada Ahad malam (9/8/2020).
Dalam diskusi online tersebut, Kiai Muhanar juga menyinggung soal Maklumat MUI Pusat tentang Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). “Sekarang yang menjadi tumpuan adalah MUI, maka kita bersyukur alhamdulillah MUI punya kekuatan dan umat sudah menanti (keputusan MUI),” ungkapnya.
Menurutnya, MUI Provinsi se-Indonesia sudah siap menyambut keputusan MUI Pusat jika keputusan Masiroh Kubro (demo besar-besaran) dilakukan.
“Umat sudah menanti, kita sudah siap semua, MUI di 34 provinsi ingin cepat-cepat dikeluarkannya tahzir (peringatan), setelah itu siap-siap Masiroh Kubro. Insyaallah MUI provinsi sudah siap,” tegasnya.
Ia merasa geram jika suara Ulama kurang begitu direspon oleh pihak pemerintah. “Kalau MUI sudah tidak didengarkan oleh pemerintah dan DPR, berarti sudah tidak ada rakyat yang dihormati, kalau Ulama sudah tidak dihargai maka ‘selesailah’ negeri ini,” tandasnya.
baca juga: Maklumat MUI Soal RUU HIP Belum Dikabulkan, Rencana Masiroh Kubro Kembali Menggema
red: adhila