Menapaki Jalan Pembebasan Palestina

Penguasa-penguasa Arab, yang terdekat dengan Palestina justru masuk secara sukarela dalam jeratan musuh dengan menandatangani Perjanjian Abraham, menormalisasi hubungan dengan Israel bahkan menjalin berbagai kerjasama di bidang ekonomi, pertahanan, dan teknologi.
Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitab beliau, Syakhsiyyah Islamiyah Jilid II, menjelaskan bahwa kewajiban jihad untuk membebaskan Palestina terus meluas ke wilayah sekitarnya ketika tak mampu diatasi oleh penduduk setempat. Maka diamnya penguasa-penguasa negeri muslim di sekitar Palestina adalah dosa besar di sisi Allah ﷻ, sebab mereka telah abai dari kewajiban membela saudaranya, abai terhadap amanah kekuasaan.
Kita butuh pada satu wadah yang mampu menyatukan umat dan mengomando pasukan untuk membebaskan Palestina, menegakkan jihad sebagaimana yang Allah ﷻ perintahkan. Wadah persatuan itu kita kenal dengan negara Khilafah Islamiyah, yang dipimpin oleh seorang khalifah, perisai bagi kaum muslimin. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Sesungguhnya imam (khalifah) itu adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung dengannya,” (HR. Bukhari no. 2957 dan Muslim no. 1841).
Eksistensi negara ini tidaklah utopis. Fakta bahwa umat berbahagia dengan serangan Iran kepada Israel adalah wujud kerinduan umat akan adanya negara yang bisa mengerahkan serangan militer kepada Zionis Israel. Sebab Israel memang tidak pernah mengenal bahasa lain selain jihad, selain perang. Berapa kali perundingan dan perjanjian, serta upaya-upaya diplomatik lainnya dilakukan, tetapi hasilnya tetap nihil.
Lebih jauh dari itu, bahwa segala sesuatu yang telah disyariatkan oleh Allah ﷻ, maka tidak ada jalan lain bagi kaum muslimin selain tunduk dan patuh. Allah ﷻ berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah tersesat, sesat yang nyata,” (QS. Al-Ahzab: 36).
Oleh sebab itu, apa yang kita perlukan hari ini dalam misi pembebasan Palestina adalah tujuan yang jelas, dengan metode dan langkah terencana dengan berlandaskan keimanan. Tidak random, pun tidak emosional. Perlawanan umat pada penjajahan Palestina harus diarahkan pada solusi hakiki dengan tegaknya jihad dan khilafah.
Kebangkitan umat ini, meniscayakan pada kebutuhan terbentuknya opini umum atas urgensi keberadaan negara Islam yang menerapkan seluruh hukum-hukumnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah ﷺ dengan fokus mendirikan Daulah Islam di Madinah, baru beliau dengan kekuasaan itu mampu mengkoordinir pasukan untuk membebaskan Baitul Maqdis.
Inilah Rasulullah ﷺ sang uswah hasanah. Maka tidaklah bisa berhasil mencapai kejayaan melainkan dengan metode dan langkah-langkah sebagaimana yang telah beliau contohkan, hingga mendulang keberhasilannya mendirikan peradaban Islam.