Menarik, Tafsir Hamka tentang Surat Al Ikhlas
Imam Ghazali menulis dalam kitabnya Jawahirul Quran, ”Kepentingan Al-Qur’an itu ialah untuk makrifat terhadap Allah, makrifat terhadap hari akhirat, makrifar terhadap ash shirathal mustaqim. Ketiga makrifat inilah yang sangat utama pentingnya. Adapun yang lain adalah pengiring-pengiring dari yang tiga ini. Maka surah al Ikhlash adalah mengandung satu dari pada makrifat yang tiga ini, yaitu makrifatullah dengan membersihkanNya, menyucikan pikiran terhadapNya, dengan mentauhidkanNya daripada jenis dan macam. Itulah yang dimaksud bahwa Allah bukanlah bapak yang menghendaki anak, laksana pohon. Dan bukan diperanakkan, laksana dahan yang berasal dari pohon. Dan bukan pula mempunyai tandingan atau bandingan.”
Ibnul Qayyim menulis dalam Zaadul Ma’ad, ”Nabi saw selalu membaca pada shalat sunnah fajar dan shalat witir kedua surah al Ikhlas dan al Kafirun. Karena kedua surah itu mengumpulkan tauhid ilmu dan amal, tauhid makrifat dan iradat, tauhid I’tiqad dan tujuan. Surah al Ikhlash mengandung tauhid I’tiqad dan makrifat dan apa yang wajib dipandang tetap teguh pada Allah menurut akal murni, yaitu Esa, Tunggal. Nafi yang mutlak dari pada berserikat dan bersekutu, dari segi manapun…” []
Nuim Hidayat
Sumber: Hamka, Tafsir al Azhar, Jakarta: Gema Insani Press, 2017.