Mendikdasmen Abdul Mu’ti Ceramah Tarawih di Masjid Al Falah Benhil, Anak-Anak Senang Dapat Tanda Tangan

Keyakinan akan adanya balasan atas perbuatan manusia dan keyakinan akan adanya hari akhir merupakan pembeda antara manusia yang beragama dan yang tidak beragama. Manusia yang tidak beragama itu berkeyakinan bahwa hidup ini hanya ada di dunia, tidak ada kehidupan di akhirat, tidak ada kehidupan setelah mati. Mereka berusaha untuk berfoya-foya dalam kehidupan di dunia karena merasa tidak ada konsekuensi apapun dari apa yang mereka lakukan. Sebaliknya orang-orang yang beriman, beragama berkeyakinan bahwa dunia ini tempat mencari bekal persiapan di akhirat.
Orang-orang yang mencari bekal untuk persiapan di akhirat, yang demikian itu menurut Mu’ti sebagaimana disebutkan dalam firman Allah akan diberikan kemudahan-kemudahan dalam kehidupannya. Ahli tafsir menjelaskan, baginya dibentangkan jalan yang mudah untuk mendapatkan kebahagiaan di surga.
Kenapa orang yang bertakwa itu dimudahkan urusannya, Nabi Muhammad memberikan tuntunan barang siapa yang memudahkan urusan sesama muslim, memudahkan urusan manusia lain, maka Allah menjadikan baginya urusannya menjadi mudah.
“Kalau kita mencoba memahami makna dari ayat-ayat Al-Qur’an, terutama kaitannya dengan puasa misalnya, Nabi bersabda, Barang siapa dia itu berpuasa, tidak makan tidak minum, tetapi tidak meninggalkan -azzuur’, tidak meninggalkan perkataan dosa, perkataan bohong, perbuatan jahad, maka Allah tidak menghitung sama sekali bahwa dia itu berpuasa dengan tidak makan dan tidak minum, dalam keadaan lapar dan dahaga”, tutur Mu’ti.
Mu’ti menjelasan lebih lanjut tentang makna azzuur seperti disampaikan oleh Zamakhsyari dalam tafsir Al-Kasysyaf. Ia menjelaskan ‘la yashadu al-zuur’ berarti menjauhi, meninggalkan perbuatan batil dan dosa (khatha’). Walaupun tidak melakukan, bergabung, menyaksikan, atau membiarkan adanya perbuatan jahat sama saja nilainya dengan mendukung terjadinya kejahatan dan dosa.
“Mudah mudahan dengan menunaikan ibadah puasa ini kita diberikan oleh Allah kelapangan hati dan kelapangan rezeki untuk kita menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki membantu sesama, membantu perjuangan di jalan Allah, mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kepada kita pertolongannya, memberikan kepada kita taufiknya, sehingga perbuatan baik yang kita lakukan merupakan investasi untuk kita menanam kebaikan tidak hanya untuk kehidupan di dunia tetapi juga kebahagiaan untuk kehidupan di akhirat nanti”, pungkasnya. []