Menelisik Kejayaan Islam di Andalusia: Mungkinkah Kembali?
Ilmu filsafat bertapak di Andalusia sejak permulaan abad ke-10 Masehi. Orang yang bertanggungjawab memperkenalkan ilmu filsafat di negeri ini adalah Ibn Masarrah (883-931M). Karyanya antara lain Kitab Al Tabsirah yang berkaitan dengan asas-asas pemikiran filsafat. Sarjana Andalusia yang mahir dalam bidang ini adalah: Abu al Walid Sulaiman ibn Khalaf, Abu Bakr al Turtusi, Ibn Arif, Ibn Arabi dan Ibn Sab’in serta ahli filsafat keturunan Yahudi, yaitu Sulaiman bin Yahya bin Jabirul.
Ilmu filsafat terus berkembang dan muncul ahli-ahli filsafat ternama pada abad 11 dan 12. Empat tokoh ahli filsafat yang terkenal di Andalusia adalah : Abu Bakr Muhammad bin Yahya bin Bajjah (Ibnu Bajjah), dikenal di Barat sebagai Avempace. Abu Bakr Muhammad bin Malik bin Tufailm (Ibnu Tufail) dikenal di Barat sebagai Bubacaris. Abu al Walid bin Rushd (Ibnu Rushd) dikenal sebagai Averroes dan Ibnu Maimun dikenal sebagai Maimonides.
Tokoh filsafat Islam pertama yang terkenal adalah Ibn Bajjah atau Ibn Shaigh. Ia lahir di Saragossa pada akhir abad ke 11 M dan meninggal dunia di Fez pada tahun 1138 M. Di samping keahliannya dalam ilmu filsafat, ia juga terkenal sebagai seorang saintis, ahli fisika, ilmu kedokteran, ilmu matematika, ilmu falak dan musik. Bukunya yang terkenal berjudul Tadbir al Mutawahid atau Regime of Solitary.
Ibnu Tufail (1105-1185M) adalah seorang ahli filsafat yang termasyhur di Granada. Ia juga seorang dokter dan ‘diplomat’. Ia lahir di sebuah kota kecil Wadi AS atau Guadix yang terletak dalam wilayah Granada. Dari tahun 1163-1184M, ia menjadi wazir dan dokter Abu Ya’kub Yusuf, khalifah Muwahidun yang kedua. Karya Ibn Thufail yang terkenal adalah Hay ibn Yaqzan atau The Living One, Son of Open Eyed.
Dalam bidang sains, tokoh ilmuwan yang terkenal di Andalusia adalah Jabir bin Hayyan atau dikenal di Barat sebagai Geber. Ia dikenal sebagai ahli kimia. Abbas bin Firnas melakukan percobaan di laboratoriumnya rekayasa pembuatan guruh dan kilat. Ibnu Firnas juga dikenal sebagai orang pertama yang membuat percobaan terbang di angkasa dengan menggunakan sayap.
Muncul juga saat itu cendekiawan yang ahli botani (tanaman). Ahli botani yang muncul pada pertengahan terakhir abad ke 11 M adalah Ibnu Bassal, Ibnu al Walid al Tighnari, al Gharnati, Abu Umar Ahmad bin Hajjah dan Abu Khair al Ishbilli. Al Tighnari menghasilkan karya yang berjudul Zahar al Bustan wa al Nuzhat al Adhan. Ibnu Bassa menulis buku Kitab al Qasd wa al Bayan dan Ibn Hajjaj menulis karya al Muqna.
Walhasil, jalinan penguasa yang adil dan cendekiawan yang saleh saat itu, menjadikan Andalusia menjadi pusat peradaban dunia. Para cendekiawan Barat, yang peradabannya masih rendah, ramai-ramai menimba ilmu di sana. Mungkinkah kejayaan Islam seperti itu akan berulang kembali? Wallahu azizun hakim.
Nuim Hidayat
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Depok