Mengapa Istana Takut Habib Rizieq?
Habib tentu berduka. Terutama karena pemerintah membubarkan FPI. Organisasi massa harusnya dibubarkan lewat pengadilan, tapi FPI tidak. Ia hanya dibubarkan oleh keputusan sejumlah menteri. Tentu keputusan menteri itu sepengetahuan presiden.
Kita ingat tokoh PDIP dalam acara ILC mendorong pembubaran FPI. Alasannya karena dalam AD/ART nya tercantum kata khilafah. Padahal arti khilafah disitu adalah kerjasama negeri-negeri Islam.
Tapi para pembenci Habib, nggak mau tahu. Mereka punya target membubarkan FPI. Organisasi FPI adalah organisasi yang solid dan kader-kadernya militan dalam gerakan amar makruf nahi mungkar di berbagai daerah. Dalam gerakannya, FPI seringkali bekerjasama dengan kepolisian dalam melancarkan aksinya
Sikap istana yang membenci Habib tanpa alasan ini, menjadikan Fadli Zon mengeluarkan pernyataan keras, banyak genderuwo dan kaum Islamofobia di Istana.
Jokowi sendiri bila kita telaah biografinya, maka ia tidak punya ilmu yang cukup dalam menilai Habib atau FPI. Ia tentu minta nasihat dan masukan dari orang-orang kepercayaannya di Istana. Malangnya orang-orang yang dekat Jokowi banyak yang ‘Islamofobia’.
Bila Habib lancar dalam berbicara, Jokowi seringkali gugup dalam berkata-kata. Kelemahan Jokowi lainnya adalah ia suka mengingkari janji. Sehingga ia sering menjadi olok-olokan di internet, karena kebohongannya.
Beberapa orang menasihatkan ada pertemuan antara Habib dan Jokowi untuk meredakan ketegangan politik. Tapi sayangnya di kalangan Istana sendiri nampaknya tidak mau ada pertemuan itu. Dikerangkengnya Habib menunjukkan Istana dan pendukungnya takut kepada Habib.
Bagi Istana, berat bagi mereka menghadapi Habib bila ia bebas. Istana takut ada aksi lagi yang digerakkan seperti Aksi 212. Sebuah ketakutan yang berlebihan (paranoid).
Habib adalah seorang ulama yang ingin perdamaian, keadilan dan kemakmuran di negeri ini. Memenjarakan dan menvonis Habib dengan tindak pidana yang ia tidak lakukan, berarti kezaliman yang luar biasa kepada Habib. Dan Allah yang Maha Kuasa suatu saat akan menghinakan sang penzalim. Gusti Allah mboten sare. Wallah azizun hakim.
Nuim Hidayat, Anggota MIUMI, DDII dan MUI Depok.