Mengapa Prabowo Tidak Ucapkan Bela Sungkawa Atas Wafatnya Dokter Marwan Al Sultan?

Sampai saat ini Presiden RI Prabowo Subianto tidak mengucapkan ungkapan duka cita atas meninggalnya Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr Marwan Al Sultan. Yang mengucapkan duka cita hanya menteri-menterinya. Di antaranya Kementerian Luar Negeri dan Menteri Kebudayaan.
Ditinjau dari segi tingkatan diplomasi, pernyataan presiden adalah diplomasi tertinggi di negeri itu. Sedangkan pernyataan menteri atau di bawah menteri adalah diplomasi yang lebih rendah.
Bila diamati, dalam masalah konflik Israel Palestina ini, dukungan Prabowo kepada Palestina tidak maksimal. Prabowo mengangkat Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Penasihat Khusus Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan. Padahal seperti diketahui, Luhut adalah mantan Menteri Perdagangan (di Era Presiden Gus Dur) yang membuka resmi hubungan dagang dengan Israel.
Selain itu, adiknya Prabowo yaitu Hashim Djojohadikusumo kabarnya juga mempunyai hubungan baik dengan Israel. Dua orang inilah yang menyebabkan Prabowo bersikap ālembekā dalam masalah konflik Palestina dan Israel.
Jangan berharap Prabowo berani bersikap seperti Irlandia yang kini memutuskan untuk tidak mengimpor barang apapun dari Israel.
Atau juga jangan berharap Prabowo bersikap seperti Perdana Menteri Anwar Ibrahim yang dengan lantangnya mengutuk keras kekejaman Israel di Gaza dan bertekad akan membantu rehabilitasi Gaza, bila perdamaian di Palestina terjadi.
Begitu pula jangan berharap Prabowo akan bersikap tegas seperti Erdogan yang mengutuk Israel dan menampung tokoh-tokoh Hamas di Turki. Turki banyak membantu Hamas, selain Iran yang terang-terangan menyuplai senjata untuk perjuangan Hamas di Palestina.
Meski Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel, hubungan dagang Indonesia dan Israel berjalan terus. Berdasarkan data BPS, impor barang dari Israel mencapai 2,76 juta dollar AS atau sekitar Rp44,7 miliar pada Juni 2024. Nilai ini tercatat melonjak sekitar 82,7 persen dari Juni tahun lalu sebesar 1,51 juta dollar AS. Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke Israel pada Juli 2024 mencapai 16,24 juta USD atau sekitar Rp256 miliar. Impor dan ekspor ke Israel ini sebenarnya jumlahnya kecil dibandingkan dengan total ekspor dan impor barang-barang ke negara lain.
Bila Prabowo ada pemihakan ke Palestina, seharusnya ia menghentikan ekspor dan impor ke Israel. Tapi selama ada dua pejabat di atas yang mempengaruhi Prabowo, nampaknya Prabowo tidak berani mengambil tindakan itu.
Gaya kepemimpinan Prabowo yang lembek ini diungkap oleh seorang mantan menteri di era Jokowi. Ia mengungkapkan bahwa Prabowo tidak berani mengambil keputusan secara mandiri. Ia cenderung mengikuti orang-orang di sekitarnya. Ia mencontohkan kabinet gemuk yang dibentuk Prabowo yang menunjukkan bahwa ia tidak berani mengambil langkah tegas dalam membawa bangsa ini ke masa depan yang lebih baik. Ia mengikuti kemauan partai-partai yang ada, termasuk kemauan Jokowi.
Sampai saat ini Prabowo belum mau menerima utusan Hamas ke pemerintahannya. Ia hanya menerima utusan dari gerakan Fatah di Palestina. Padahal Hamas lah yang merupakan pejuang sebenarnya di Palestina.
Hamas adalah gerakan Islam yang mendapat dukungan penuh di masyarakat Gaza. Hamas juga terkenal dengan akhlaknya yang mulia dalam perang. Dalam masalah perlakuan tahanan misalnya. Tahanan Israel yang ditangkap Hamas diperlakukan baik-baik dan kembali dalam keadaan sehat walafiat. Tapi tahanan Hamas yang ditangkap Israel banyak yang disiksa dengan kejam, dan beberapa kembali dalam keadaaan gila (hilang ingatan) atau cacat tubuhnya.
Pada akhir Mei lalu, ketika bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron, Prabowo mengatakan bahwa Pemerintah RI siap mengakui Israel sebagai negara berdaulat, jika Palestina mendapatkan kembali kemerdekaannya.