Mengenal Allah Al-Malik untuk Menghalau Syirik
Kesyirikan bisa hinggap dalam bentuk dan jalan apa pun. Oleh karena itu, mari kita pelajari cara menutup pintu syirik lewat asma-Nya Al-Malik. Al-Malik adalah asma-Nya yang berarti Allah-lah Sang Maharaja.
Sebagaimana kita tahu bahwa penentang-penentang Tuhan biasanya adalah mereka yang berkuasa dan didaulat sebagai raja, sebagai presiden, sebagai amir, atau sebutan lainnya.
Mereka berubah wujud dari raja-raja kecil menjadi tuhan-tuhan kecil karena dibutakan rasa berkuasa. Sementara rakyat tergantung pada agama pemimpinnya. Apabila syirik pemimpinnya maka akan menjadi musyrik pula rakyatnya.
Allah Ta’ala menegaskan dalam surat Al-Hasyr ayat 23:
هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْمَلِكُ ٱلْقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلْمُؤْمِنُ ٱلْمُهَيْمِنُ ٱلْعَزِيزُ ٱلْجَبَّارُ ٱلْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Dialah satu-satunya Raja, Al-Malik. Dia juga bukan semata-mata sang Raja tetapi juga Al-Qudus dan As-Salam. Ini adalah pengulangan ayat sebelumnya. Pengulangan ini bermakna pentingnya bertauhid. Tentang bagaimana mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sifat-sifat-Nya atau ma’rifatullah.
Dalam tafsir As-Sa’di disebutkan bahwa sesungguhnya Allah mengulang keumuman makna ketuhanan yang dimiliki-Nya. Yaitu bahwa Dialah sesembahan dan hanya Dialah Pemilik nama ini, Pemilik sifat ini.
Dialah sebagai Al-Malik bermakna dua yaitu Yang Merajai juga Yang Memiliki. Yang Merajai semua raja berikut kerajaan-Nya. Yang Memiliki semua Pemilik berikut yang dimilikinya. Dialah Allah, selain Dia adalah milik Allah. Selain Allah hanyalah hamba sahaya Allah saja.
As-Sa’di mengatakan bahwa alam ini, baik alam yang tinggi seperti alam malaikat dan orang-orang yang disucikan di dalamnya; maupun alam yang rendah seperti yang sedang kita huni saat ini, semuanya adalah hamba dan milik Allah Ta’ala.
Kita sebagai manusia bahkan tidak bisa memiliki diri sendiri. Kita semua adalah milik Allah Azza wa Jalla. Kita tidak boleh tunduk pada siapapun kecuali Allah. Kita tidak boleh bertindak semau hati karena diri kita pun bukan milik kita sendiri.