INTERNASIONALRIHLAH

Mengenal Kesultanan Sulu

Kesultanan Sulu dikenal atas kekuatan pasukan lautnya. Kesultanan itu meluncurkan ‘Serangan Moro’ atau pembajakan terhadap pemukiman Spanyol.

Pada abad ke-18, bajak laut Sulu telah menjadi penguasa Laut Sulu. Kekuatan maritim Kesultanan Sulu mencapai puncaknya sekitar akhir abad ke-17 hingga awal abad ke-18.
Ekspedisi pada 1848 kemudian mengakhiri serangan bajak laut Moro. Sementara itu, kekuatan politik kesultanan menyusut pada Maret 1915.

Kala itu, Sultan Sulu melepaskan seluruh kekuasaan politiknya atas wilayah Filpina. Pada 1962, Filipina mengatakan bahwa Presiden saat itu Diosdado Macapagal merupakan keturunan Kesultanan Sulu.

Sejak wafatnya Mohammad Mahakuttah Kiram pada 1986, Filipina kemudian tidak pernah memberikan pengakuan resmi terhadap sultan lain.

Filipina kemudian mengeklaim Sabah menggunakan warisan Kesultanan Sulu. Pihaknya mengatakan, Sabah hanya disewakan kepada perusahaan Inggris, British North Borneo. Filipina beralasan, kedaulatan kesultanan itu tidak pernah dilepaskan. Malaysia tidak mempermasalahkan perselisihan itu. Sebab, pihaknya tidak pernah menganggap perjanjian sewa itu sebagai kesepakatan penyerahan.

Kendati demikian, Malaysia menganggap, penduduknya telah menentukan nasib sendiri ketika mereka bergabung untuk membentuk negara itu pada 1963.

Pemerintah Filipina lalu mengabarkan pada 1963, Sultan Sulu menginginkan pembayaran kompensasi dari pemerintah Malaysia.

Sejak itu, Kedutaan Besar Malaysia di Filipina memberikan tunjangan tahunan kepada ahli waris Sultan Sulu. Namun, pembayaran itu terhenti akibat upaya invasi pada 2013. Malaysia memandangnya sebagai tindakan pelanggaran terhadap perjanjian-perjanjian sebelumnya. [dbs]

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button