OASE

Mengisi Tangki Cinta: Jalan Menuju Kehidupan Penuh Kasih

Ketiga, menguatkan silaturahmi. Silaturahmi tidak harus menunggu hari raya atau momen besar. Sekadar mengirim pesan tulus atau menanyakan kabar sudah cukup mengalirkan energi cinta. Silaturahmi adalah pengisi tangki cinta paling efektif. Rasulullah Saw, bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari & Muslim).

Keempat, mendengarkan dengan empati. Banyak orang hanya butuh didengarkan, bukan dinasihati. Mendengarkan dengan sepenuh hati adalah cara mengisi tangki cinta orang lain. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengajarkan Nabi Musa untuk berbicara lembut pada Fir’aun:

فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًۭا لَّيِّنًۭا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 44).

Kelima, berdoa agar cinta itu diridhai Allah SWT. Dengan cinta yang tertaut pada Allah SWT kita tidak akan kehabisan energi, karena sumbernya tak terbatas. Doa Rasulullah Saw ini layak kita panjatkan:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي وَأَهْلِي وَمِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ

“Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih aku cintai daripada diriku sendiri, keluargaku, dan daripada air yang dingin.” (HR. Ahmad).

Cinta bukan sekadar kata, melainkan perbuatan yang menghidupkan. Ketika kita menebar cinta, hati menjadi lapang, dan hubungan sosial menjadi harmonis. Tangki cinta kita akan penuh jika kita rajin mengisinya dengan kebaikan, kepedulian, dan doa.

Tanyakan pada dirimu, kapan terakhir kali kau mengucapkan kata “Terima kasih” atau “Aku peduli padamu”? Seringkali, hal-hal kecil seperti ini mampu menambah isi tangki cinta seseorang.

Mengisi tangki cinta adalah upaya yang tidak pernah selesai. Ada hari-hari di mana tangki kita bocor karena luka, kecewa, atau kelelahan. Namun, kita selalu punya cara untuk mengisinya kembali. Ya, dengan berzikir, bersyukur, dan menebar kebaikan.

Cinta sejati adalah cinta yang membebaskan, bukan yang mengikat. Ia memberi energi positif, bukan mengurasnya. Ketika kita memulai dengan mencintai Allah Swt., semua hubungan akan terasa lebih ringan.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, kelak Allah Yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (QS. Maryam: 96).

Maka, mari kita ukur kembali, sudahkah tangki cinta kita terisi penuh hari ini? []

Husnul Khotimah

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button