Menjadi Umat Terbaik
Menurut Ibnu Abbas r.a., sebagaimana dikutip Imam Al Qurthubi, kelompok orang yang berpredikat umat terbaik yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah, yang ikut dalam perang Badar, dan ikut dalam perjanjian Hudaibiyah. Namun Umar bin Khaththab mengatakan bahwa siapa saja yang beramal seperti mereka, levelnya seperti mereka.
Dalam lafazh kuntum khaira ummat, ungkapan tersebut ditujukan kepada umat Nabi Muhammad Saw. Lafazh كُنْتُمْ (fi’il madli) tidak dimaksudkan untuk menyatakan keadaan kaum muslimin pada masa lalu, melainkan bermakna (antum), artinya: demikianlah Allah SWT membentuk kalian.
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengutip sebuah riwayat hadits bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: “Umatku bagaikan hujan, tak diketahui, yang lebih baik itu yang pertama ataukah yang terakhir.” (HR. Abu Dawud At Thayalisi dan Abu Isa At Tirmidy).
Lafazh ukhrijat linnasi merupakan sifat dari khairu ummah, yang artinya ditampilkan atau dimenangkan atas manusia. Ini menunjukkan bahwa kaum muslimin bukan dibangkitkan untuk umat Islam semata, melainkan untuk seluruh umat manusia. Sebagaimana Rasulullah Saw diutus untuk seluruh umat manusia, kaum muslimin pun mengikuti perjuangan Beliau Saw, yakni mengemban risalah Islam ke seluruh umat manusia.
Keunggulan kaum muslimin yang menjadi umat terbaik ini di antara umat manusia disebut oleh Abu Hurairah r.a. dalam ucapannya: “Kami adalah yang terbaik di antara manusia, kami mengarahkan mereka untuk menapaki jalan mendaki menuju kepada Islam”.
Dan dengan cepatnya umat terbaik yang senantiasa membimbing umat manusia ke jalan Islam, mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, membuka berbagai wilayah bagi tegaknya kedaulatan Islam, serta mendapati umat manusia dari berbagai bangsa, bahasa, negara, dan adat istiadat menerima Islam sebagai keyakinan dan tata-aturan hukum buat kehidupan mereka.
Mereka mengarahkan pikiran umat manusia dengan cara yang argumentatif logis sebagaimana diajarkan oleh Allah SWT agar senantiasa mengajak manusia berpikir dengan bukti-bukti yang nyata, yakni dakwah bil hikmah (QS. An Nahl 125).
Apabila ada halangan fisik terhadap dakwah, mereka dengan gagah berani menyingkirkan halangan fisik itu dengan jihad fi sabilillah. Dan karena mereka adalah manusia unggulan, dalam perang pemikiran maupun perang fisik pun mereka senantiasa unggul.
Bagaimana syarat menjadi umat terbaik?
Mujahid, sebagaimana dikutip Imam Al Qurthubi, mengatakan bahwa keunggulan umat Islam itu dengan syarat memenuhi sifat-sifat yang disebut dalam ayat itu. Ada tiga sifat yang dimiliki oleh umat pengemban risalah Muhammad Saw ini yang menyertai predikat anugerah Allah SWT sebagai umat yang terbaik, yakni: (1). Menyuruh kepada yang makruf, (2). Mencegah dari yang munkar, (3). Beriman kepada Allah SWT, sebagaimana terdapat dalam ungkapan:
تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ
“Kalian menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”