NUIM HIDAYAT

Menunggu Kehancuran Israel

Tanda-tanda kehancuran Israel seperti diprediksi Al-Qur’an mulai nampak. Serangan Iran beberapa hari lalu memporakporandakan Tel Aviv yang dikenal penjagaan ketatnya dengan Iron Dome. Rudal-rudal hipersonic Iran ternyata tidak mampu ditahan oleh kecanggihan penangkal rudal buatan Amerika itu.

Bila perang Iran Israel terus berlangsung, bukan mustahil Israel akan mengalami kehancuran. Tapi dengan syarat Amerika tidak ikut campur. Bila negara adidaya ini intervensi, maka ceritanya akan lain.

Menurut Dewan Hubungan Luar Negeri, AS saat ini memiliki fasilitas militer di sekitar 19 lokasi di Timur Tengah, dengan delapan di antaranya diklasifikasikan sebagai pangkalan permanen. Instalasi permanen ini tersebar di Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Kehancuran negara zionis Israel ini pernah diramalkan oleh tokoh besar Palestina, Syekh Ahmad Yassin. Ia menyatakan bahwa Israel akan lenyap pada 2027 mendatang. Prediksi itu disampaikan Yassin saat wawancara dengan jurnalis Al Jazeera, Ahmed Mansour, pada 8 Mei 1999. Yassin meninggal pada 2 Maret 2004.

“Israel berdiri di atas kezaliman dan penindasan, sehingga segala sesuatu yang lahir dari penindasan akan berakhir pada kehancuran,” kata Yassin.

Menurut tokoh Palestina ini, Israel memang didukung oleh kekuatan yang besar. Namun kekuatan itu tidak ada yang kekal. Ia mengibaratkan kekuatan itu sama halnya seperti manusia yang lahir, tumbuh, besar, tua dan kemudian meninggal. Sama halnya dengan sebuah negara. Negara akan tumbuh, berkembang sedikit demi sedikit, berada pada puncak kejayaannya kemudian akan hancur.

“Saya katakan, insyaallah Israel akan hancur di awal abad mendatang, tepatnya pada 2027, Israel tidak akan ada lagi,” katanya.

Sejarawan Ilan Pappe juga menganalisa bahwa negara zionis Israel mendekati kehancurannya. “Berdasarkan analisis sebagai seorang profesional, saya menyatakan bahwa kita sedang menyaksikan akhir dari proyek Zionis, tidak dapat diragukan lagi,” terangnya.

Menurutnya, proyek bersejarah itu akan segera berakhir. Seperti halnya proyek-proyek di belahan wilayah lain yang runtuh dengan kekerasan. Korban proyek ini, kata ia, selalu bangsa Palestina bersama Yahudi. “Karena Yahudi juga korban dari Zionis. Proses keruntuhan ini bukan sekadar harapan, tapi juga ‘fajar yang menyingsing setelah kegelapan’”, tegasnya.

Juru bicara Brigade al Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida menyatakan bahwa serangan Israel ke Iran tidak akan melemahkan perlawanan di seluruh wilayah. Dia menyatakan belasungkawa atas “para pemimpin dan syuhada” Iran yang terbunuh dalam serangan tersebut dan menekankan bahwa serangan itu tidak akan berhasil melemahkan perlawanan di seluruh wilayah.

“Musuh Israel tertipu jika mereka berpikir bahwa serangan pengecut ini dapat menekan perlawanan atau membawa stabilitas pada entitasnya yang rapuh,” kata Abu Ubaida.

“Sebaliknya, mereka melakukan kesalahan strategis berulang yang hanya akan mempercepat kehancurannya yang tak terelakkan – insyaallah,” katanya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button