OASE

Menyucikan Hati

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسࣱ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدࣲۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ۝

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Hasyr [59]: 18)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di Rohimahullah berkata: “Ayat yang mulia ini merupakan pokok di dalam perintah untuk berintrospeksi sehingga apabila ia mendapati dirinya terjerumus dalam kesalahan ia akan segera kembali dan bertaubat kemudian menjauh dari sebab-sebab yang akan mengantarkannya ke jurang kenistaan tersebut.”

Membenahi diri

Sesungguhnya introspeksi yang dilakukan oleh seseorang tidak akan berarti apa-apa melainkan apabila diikuti dengan taubat kepada Allah SWT sebagai penawar untuk menetralkan dosa dan kesalahan yang telah ia sadari. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah SWT akan menerima taubatnya.

Bergaul dengan orang saleh

Salah satu cara untuk menjaga kebeningan dan kestabilan hati adalah dengan menjaga pergaulan kita sesama manusia, sehingga diharapkan diri-diri kita akan terkondisikan dalam atmosfer (suasana) kebaikan dan keistiqamahan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman (artinya):

“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”.  (QS. al-Kahfi [18]: 28)

Selain itu, ada berbagai cara lain yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw dalam melunakkan dan membersihkan hati kita dari berbagai macam dan jenis penyakitnya seperti dengan menyantuni fakir miskin, mengingat mati, menghadiri majelis-majelis ilmu, dan sebagainya. Semoga bermanfaat. []

Ahmad Fathurrohman Abdalla, Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.

Rujukan: Al-Kadiriy, Abu Usamah. 2012. Al Furqon. Gresik: Majalah Al Furqon.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button