MUHASABAH

Merenungi Makna Kemerdekaan

Keadilan dan kesejahteraan itu tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi juga dirasakan oleh agama-agama lain yang pada saat itu juga hidup di dalamnya. Hal tersebut diakui oleh para sejarahwan Barat yang mayoritas dari mereka adalah Non Muslim.

Di antara mereka adalah Thomas Walker Arnold (Sejarahwan Inggris) di dalam bukunya yang berjudul “The Preaching of Islam (A History of the Propagation of the Muslim Faith)”. Dia mengatakan, “Perlakuan terhadap warga Kristen oleh pemerintahan Khilafah Turki Utsmani selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa”

Jonathan Bloom dan Sheila Blair, (Sejarawan Amerika) di dalam bukunya “Islam a Thousand Years of Faith and Power, mengatakan “ Di Wilayah kekuasaan Islam, tidak hanya Muslim, tetapi juga Kristen dan Yahudi menikmati kehidupan yang baik”.

Maka jika saat ini di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim tapi korupsi semakin menjadi-jadi, narkoba tak terkendali, riba semakin subur, kemiskinan masih tinggi, bisa dipastikan warganya belum memahami makna kemerdekaan hakiki.

Dari sisi kenegaraan, Indonesia dikarunia oleh Allah SWT kekayaan alam yang luar biasa, baik di darat, laut maupun di perut bumi. Tapi kekayaan yang melimpah tersebut belum bisa mensejahterakan rakyatnya, bahkan hutang terus menggunung . Artinya pasti ada kekeliruan dalam memilih sistem pemerintahannya.

Faktanya Indonesia memang mengadopsi sistem pemerintahan buatan manusia yaitu sistem demokrasi. Sistem inilah yang menghantarkan Indonesia pada keterpurukan di berbagai lini. Sebab demokrasi adalah alat bagi Barat untuk menjajah. Artinya secara hakiki Indonesia memang belum merdeka.

Fakta buruk tersebut seyogyanya menjadi renungan kita untuk melakukan introspeksi dan mencari solusi yang benar sehingga kemerdekaan hakiki bisa diraih, dan slogan “Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kertoraharjo” benar-benar akan terealisasi. Aamiin. Wallahu a’lam bi showab.

Irianti Aminatun
(Member AMK)

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button