RESONANSI

Mestinya, ‘We Don’t Hate Monday’

McNatt (2000) menyimpulkan, berdasarkan analisisnya terhadap tujuh belas kasus Pygmalion-Golem Effect, adanya ekspektasi negatif terhadap seseorang, memiliki dampak yang lebih besar terhadap motivasi. Fenomena ini menjelaskan bahwa rendahnya ekspektasi yang diberikan kepada seseorang menyebabkan rendah pula motivasi yang dimilikinya.

Pygmalion Effect sebenarnya membawa efek positif bagi peningkatan kinerja dan produktivitas. Ia bisa menjadi stimulus yang dapat meningkatkan kepercayaan diri berlipat-lipat sehingga seseorang mampu mengeluarkan potensi tersembunyi dalam dirinya. Persis seperti ketika seorang dikejar anjing mampu melompati pagar tinggi yang tidak pernah mampu dia lakukan pada saat normal.

Namun, dalam kasus orang yang terkena sindrom I Hate Monday, yang terjadi justru kebalikannya. Ekspektasi negatif atau mindset negatif yang kadung terbentuk dan bertumpuk-tumpuk dalam waktu lama telah memunculkan kebalikan dari Pygmalion Effect yaitu Golem Effect.

Orang yang didera Golem effect berekspektasi rendah bahkan terhadap pada suatu hal yang bisa dia lakukan dengan mudah. Perasaan dimana seseorang memiliki asumsi dan perspektif buruk pada sesuatu mendorongnya untuk menyikapinya dengan pikiran negatif. Tidak punya motivasi apalagi ekspektasi.

Dalam kasus hari Senin, mereka akan berharap seandainya hari Senin ini tidak pernah ada, atau waktunya cepat berlalu.

Paradigma ini sebenarnya adalah buah dari konsep materailisme, dimana segala sesuatu didasarkan pada sejauh mana keuntungan materi itu bisa dimaksimalkan. Budaya kerja kapitalis diiringi gaya hidup hedonis, terasa manis padahal tak lebih dari sekadar sihir ilusionis.

Hari ini generasi yang berada dalam periode awal usia produktif, memandang Senin sebagai sebuah wabah yang harus dihindari. Dihindari dalam arti mereka merasa enggan untuk menyambut dan menghadapinya dengan semangat tinggi.

Ini bisa dilihat dari tingkat antusiasme dan kehadiran di tempat-tempat pendidikan atau lembaga pemerintahan. Kalaupun hadir, bisa dipastikan kinerjanya tidak maksimal. Raganya hadir, jiwanya mondar-mandir.

Suasana hari libur masih sangat kentara. Susah move on dan terjebak dalam istilah Hukum Newton I sebagai kelembaman. Kondisi dimana “benda’ akan cenderung mempertahankan keadaan awalnya. Kondisi dimana seseorang akan cenderung mempertahankan keadaan santai dan bermalas-malasan seperti di hari libur.

Bagaimana seharusnya generasi kaum muslimin memandang hari Senin?

Hari Senin sepatutnya menjadi hari yang ditunggu kehadirannya dengan banyaknya kebaikan yang Allah letakkan di dalamnya. Sudah selayaknya mindset ini tertanam dalam pikiran kaum muslimin.

Kaum muslimin hendaknya menjadi pelopor dalam kebaikan dan produktivitas amal serta tidak mengikatkan diri pada hal-hal yang berbau tathayyur (sial, apes, kurang asik).

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button