Metode Pengobatan PAZ Al Kasaw Tidak Anti Kedokteran
“Di PAZ, ketika pasien masuk nama penyakit menjadi tidak penting, tapi hanya jadi referensi saja. Kita punya cara baca penyakit yang berbeda. Tapi bukan berarti kedokteran tidak penting, ini hanya soal cara berpikir,” jelas Anjrah.
Lalu apa saja penyakit yang bisa diterapi dengan metode PAZ Al Kasaw? Anjrah tidak mengatakan bila pihaknya bisa menangani segala macam penyakit. PAZ tahu diri untuk tidak menangani segala macam pasien yang datang.
“Kita punya SOP, ada jenis pasien dan penyakit yang tidak bisa diterapi,” kata dia.
Anjrah membeberkan, mereka yang berisiko tinggi, seperti pasien dengan tulang belakang sudah dioperasi, pasien dengan penyakit gawat darurat, pasien pernah operasi otak, patah tulang (masih ada pen-nya), ibu hamil di trimester pertama, ibu habis operasi Caesar, orang yang organ dalamnya sudah diangkat/dioperasi, orang yang sudah sangat lemah dengan munculnya tanda-tanda sakaratul maut, tidak boleh diterapi dengan metode PAZ Al Kasaw.
“Kenapa seperti itu? Karena terapi PAZ itu butuh energi, butuh tenaga, kalau lemah jelas tidak bisa,” kata Bilal menambahkan.
Selama ini, pasien yang banyak mendapatkan manfaat dari PAZ Al Kasaw adalah para penderita syaraf kejepit, jantung, asam lambung (GERD), diabetes, benjolan payudara, autis, hiperaktif, kejang anak, asma, dan lainnya.
Bukan ‘Thibun Nabawi’
Menurut Anjrah, PAZ adalah gaya sehat dan metode terapi penyehatan alamiah yang bertujuan untuk menjaga, memperbaiki, meningkatkan kualitas tubuh yang berfokus pada tindakan menormalkan jalur penyakit kenceng, kendor, melintir maupun kombinasinya pada tubuh manusia dengan rangkaian jurus berbasis biomekanik temuan Ustaz Haris Moedjahid Rahimahullah.
Di Indonesia, berpedoman pada Keputusan Menkes RI No. 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, maka PAZ Al Kasaw terkategori sebagai pengobatan tradisional.
Uniknya, meski mengaku inspirasi pengobatan ini dari Al-Qur’an, PAZ Al Kasaw menolak jika disebut sebagai bagian dari Thibbun Nabawi.
“PAZ ini tak lain hanyalah metode pengobatan yang didirikan oleh seorang muslim yang sejak awal antusias serta aktif syiar Thibbun Nabawi, termasuk terapi bekam, herbal, dan lainnya, lalu para praktisinya dipersyaratkan wajib seorang muslim atau muslimah, menjalankan adab adab Islami dalam menerapi yang terinspirasi dari Al-Qur’an dan Hadis,” jelas Anjrah.
‘
Founder utama PAZ Al Kasaw, Almarhum Ustaz Haris Moedjahid juga telah berpesan agar ilmu yang dia temukan diajarkan kepada umat Islam saja. Namun, untuk layanan terapi diperbolehkan kepada siapapun tanpa memandang keyakinannya.