OASE

Mewaspadai Kesyirikan

“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula.”Para sahabat bertanya: “Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah?Rasul menjawab: “Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: “Persembahkanlah sesuatu untuknya!” Ia menjawab: “Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan”, mereka berkata lagi: “Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat!” Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: “Persembahkalah untuknya sesuatu!” Ia menjawab: “Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga.” (HR. Ahmad).

Subhanallah, seekor lalat itu binatang yang sangat hina menjijikan yang selalu hinggap ditempat yang kotor. Hanya karena membuat tumbal binatang yang remeh, orang bisa terjatuh ke jurang neraka yang mengerikan kekal abadi.

Apalagi kalau membuat sesajian untuk tumbal atau dipersembahkan untuk jin setan yg katanya penunggu bumi ini tentu akan lebih fatal, syirik akbar. Na’udzubillah min dzalik. Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,

تدل ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻌﻈﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﻙ، ﻭﻟﻢ ﻳﻨﻜﺮﻩ ﺑﻘﻠﺒﻪ، ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺭﺍﺽ ﺑﻪ، ﻭﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ

“Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap besar perkara kesyirikan dan tidak mengingkari dalam hatinya, bahkan ia lakukan dengan ridha. Semisal ini tidak diragukan lagi telah kafir.” (Fatwa Sual Wal Jawab no. 280192).

Kondisi musyrikin

Terkait kondisi musyrikin Allah SWT telah memberikan informasi dalam firmanNya: “Apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allah,” mereka menjawab, “(Tidak), kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu pun dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Baqarah: 170).

Itulah nampaknya kesyirikan atau membuat tandingan kepada Allah SWT, sebagian masyarakat dalam perilaku syiriknya sering berargumentasi bahwa mereka mengikuti tradisi leluhur tanpa mempertimbangkan apakah bertabrakan dengan syariat Islam apakah tidak.

Seharusnya seorang Muslim harus mendahulukan syariat Allah SWT di atas segala hal. Dia harus mengutamakan syariat daripada hawa nafsu, adat-istiadat, dan pendapat akalnya.

Ancaman untuk Orang Musyrik

Yang lebih menjadi perhatian kita bahwa ritual sesajen ini merupakan syirik akbar yang ancamanya sangat besar yaitu diharamkan surga dan tempat kembalinya adalah neraka.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).

Dan dosa kesyirikan itu tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya meninggal dan belum bertaubat.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).

Untuk itu jika ada para sahabat muslim yang dari dulu melakukan tradisi sesajen, bertobatlah dan tinggalkanlah dengan rasa penyesalan dan banyak-banyak ‘istighfar’ mohon ampun kepada Allah swt. Bersyahadatlah dan laksanakan shalat tobat. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Penerima tobat hambaNya yang bertobat dengan sungguh-sungguh. Nashrun Minallah Wafathun Qariib.

Kuala Tungkal, 21 Agustus 2024

Abd. Mukti, Pemerhati Kehidupan Beragama.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button